Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam pada masa fatroh (masa kosong dari kenabian) dan masa jahiliyah, masa yang tidak mengetahui melihat kebenaran, melaksanakan hal-hal yang mereka dapatkan dari nenek moyang mereka dan dianggap baik oleh pendahulu-pendahulu mereka, termasuk pendapat-pendapat yang telah diselewengkan, aliran-aliran yang sengaja diciptakan, dan madzhab-madzhab yang membuat dan menjadi pelaku bid'ah. Oleh karena itu, ketika Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam datang kepada mereka sebagai pembawa kabar baik dan buruk, mengajak kembali ke jalan Allah atas izin-Nya, dan membawa pelita yang benderang.
Tetapi mereka dengan cepat membalas segala perlakuan baiknya dengan celaan dan bantahan, serta mengganti segala sisi kebenarannya dengan kebohongan lalu menisbatkan kebohongan itu datang darinya karena ia datang dengan syariat yang berbeda dengan sesuatu yang mereka yakini. Semuanya menganggap hal itu mustahil dan menuduhnya sebagai pembohong, padahal ia adalah orang yang berkata benar dan dibenarkan oleh banyak orang. Tidak satu pun orang yang mencoba kebenaran suatu berita yang dibawanya, kecuali ia terperangah dengan kebenarannya. Ada pula yang datang kepadanya dengan tuduhan bahwa ia adalah tukang sihir, padahal mereka tahu bahwa ia bukanlah penyihir, apalagi pernah mengaku sebagai penyihir.
Mereka bertambah besar ketika ada kekuasaan yang melindungi. Namun tetap saja tidak ada kekuatan yang dapat melemahkan pasukan Allah yang beruntung, mereka menjadi konsisten, bersatu, dan semakin kuat. Adapun yang cacat dan tercela, akan hancur dan tertindas, hingga datang saatnya persatuan mereka berubah menjadi perpecahan — seperti yang dikabarkan waktunya— dan kekuatan mereka diubah menjadi kelemahan yang telah diduga waktu kedatangannya.
Kemudian gerakan untuk mengikuti dengan sembunyi-sembunyi menjalar sehingga menuntut adanya pengakuan, sehingga mereka yang mayoritas adalah yang dominan. Lalu bid'ah dan pengikut hawa nafsu lainnya menyerang keberadaan Sunnah, yang menyebabkan kebanyakan dari mereka terpecah menjadi beberapa kelompok. Seperti inilah Sunnatullah yang ada pada makhluk; sesungguhnya sangat sedikit orang-orang yang selalu berada dalam kebenaran berada di samping mereka yang berada dalam kebatilan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala, "Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman —walaupun kamu sangat menginginkannya—." (Qs. Yuusuf [12]: 103) dan "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (Qs. Saba' [34]: 13). Semoga ini adalah bukti janji Allah kepada Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam yang ditepati; tentang kembalinya predikat aneh 'kepada Islam pada akhir zaman.
( Baca Selengkapnya )
Situs ini dibangun sebagai sarana ber 'amar ma'ruf nahi munkar, dalam menegakkan syariat Allah Subhanahu Wa ta'ala yang sempurna di muka bumi, syari'at yang telah disampaikan dan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam
28 Agustus 2010
Tegak di atas Sunnah Rasulullah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar