31 Agustus 2010

Sifat dan Kenikmatan Surga


Surga itu adalah tempat kenikmatan yang kekal sempurna yang tidak ada didalamnya kekurangan sama sekali. Ia disediakan ALLAH bagi mereka yang mentaati Perintah-Nya dan tidak mengingkari Kebenaran yang dibawa Rasul-Rasul-Nya, yakni orang-orang yang beramal shaleh semasa hidup di dunia.

Tidak ada kenikmatan di dunia yang dapat menandingi kenikmatan yang disediakan ALLAH didalamnya. ALLAH subhanahu wa ta'alaa didalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dari Abu Hurairah radliallohu 'anhu:
"Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh segala sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia" Kemudian Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, 'bacalah jika kalian mau" 
"Seorang pun tidak mengetahuinya apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS As Sajadah :17)

Di surga manusia tidak pernah merasa susah atau capek-capek. Tidak ada kebosanan serta usaha yang keras, sebab kerja keras sudah dilakukan semasa di Dunia dengan berjuang sekuat-kuatnya mempertahankan iman dan ketaqwaan kepada ALLAH. Di surga tinggal memetik hasilnya saja, hasil dari amal-amal kita semasa hidup didunia. Kita disana tidak akan pernah menjadi tua dan tidak pernah mati.

Rasul shollallohu 'alaihi wasallam bersabda :"Diserukan oleh orang yang menyerukan 'wahai penduduk surga, sesungguhnya untukmu adalah kesehatan, maka kamu tidak akan sakit selamanya. Untuk kamu adalah kehidupan, maka kamu tidak pernah mati selama-lamanya. Untuk kamu selalu muda, maka kamu tidak akan tua selama-lamanya. Untuk kamu selalu bersenang-senang, maka kamu tidak akan susah selama-lamanya....dan seterusnya." (HR. Abu Hurairah)


( Baca Selengkapnya )

30 Agustus 2010

Kajian Al Qur'an di Bulan Ramadhan

Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya kitab Al-Qur'an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.  

Adalah ditekankan bagi seorang muslim yang mengharap rahmat Allah dan takut akan siksa-Nya untuk memperbanyak membaca Al-Qur'anul Karim pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, mengharap ridha-Nya, memperoleh keutamaan dan pahala-Nya. Karena Al-Qur'anul Karim adalah sebaik-baik kitab, yang diturunkan kepada Rasul termulia, untuk umat terbaik yang pernah dilahirkan kepada umat manusia dengan syari'at yang paling utama, paling mudah, paling luhur dan paling sempurna.  

Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat.
 
Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya "Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (Thaha:123),

Janganlah seorang muslim memalingkan diri dari membaca kitab Allah, merenungkan dan mengamalkan isi kandungannya. Allah telah mengancam orang-orang yang memalingkan diri darinya dengan firman-Nya : "Barangsiapa berpaling dari Al-Qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat." (Thaha : 100),  

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Thaha: 124)


Semakin Banyak Ustadz Masuk Kampus di AS


Kampus-kampus di Amerika Serikat kini mulai tertarik mendatangkan ustadz atau ulama untuk melayani mahasiswanya yang beragama Islam. Pasalnya, sekarang semakin banyak mahasiswa Muslim yang menempuh pendidikan di sana. Seperti yang terjadi di Universitas Yale. Umar Qadri, mahasiswa di perguruan tinggi itu menceritakan pengalamannya ketika berkuliah di sana. Ketika pertama kali kuliah di kampus itu tiga tahun lalu, dia merasakan prospek kehidupan agama Islam di kampusnya begitu suram.Qadri prihatin melihat sholat Jumat yang hanya diikuti sekitar dua lusin mahasiswa.

Perayaan keagamaan dan kegiatan lintas agama pun sulit digelar tanpa bantuan dari pengelola universitas. Keanggotaan Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) juga terus berkurang.Namun, semua itu perlahan mulai berubah. Titik poinnya ketika kampus mendatangkan Omer Bajwa sebagai ustads atau ulama pertama untuk melayani mahasiswa Muslim. Itu dimulai pada 1 Juli 2008. Bajwa merupakan salah satu dari sejumlah ustadz yang terus tumbuh di kampus-kampus di Amerika untuk melayani sekitar 75 ribu mahasiswa Muslim.

( Baca Selengkapnya )

29 Agustus 2010

Nasihat untuk Kehidupan Abadi

Sudah waktunya kita untuk segera beramal, jangan sampai kita menyesal. Al-Hasan berkata, "Mengherankan. Orang masih sempat tertawa padahal di belakangnya ada kobaran api (neraka), dan ma sih sempat-sempatnya bersenang-senang padahal kematian dari belakangnya " Dalam kenyataannya ada dua macam keadaan akhir hidup seseorang, yaitu akhir hidup yang baik atau husnul-khotimah dan akhir hidup yang buruk atau su'ul-khotimah. Husnul-khotimah adalah keadaan akhir kehidupan seseorang yang beriman kepada Alloh dan percaya pada hari berbangkitnya manusia dengan bermodalkan taqwa. Jadi iman dan taqwa adalah faktor utama untuk menuju husnul-khotimah. Dan ketaqwaan yang berujud amal sholih itu adalah wujud dari keimanan.

Contoh husnul-khotimah adalah seseorang yang meninggal dalam memperjuangkan kalimat Alloh atau sesorang yang akhir amalannya dalam taat pada Alloh. Mush'ab bercerita, "(Ketika sakit) Amir bin Abdullah bin Zubair bin Awwam mendengar suara adzan lalu dengan langkah yang berat -karena sakit- meminta untuk dituntun dengan berkata," Peganglah tanganku," Dia masuk masjid bersama imam lalu ruku' sekali, setelah itu ia meninggal dunia. 


Sedangkan su'ul-khotimah ialah apabila sewaktu akan meninggal dunia seseorang didominasi oleh perasaan was-was yang disebabkan keragu-raguan atau keras kepala atau ketergantungan terhadap kehidupan dunia yang akibatnya ia harus masuk ke neraka secara kekal kalau tidak diampuni oleh Alloh subhanahu wa ta'ala. Sebab-sebab su'ul-khotimah secara ringkas antara lain adalah perasaan ragu dan sikap keras kepala yang disebabkan oleh perbuatan atau perkara dalam agama yang tidak pernah dituntunkan oleh Nabi shallAllohui 'alaihi wa sallam, menunda-nunda taubat, banyak ber angan-angan tentang kehidupan duniawi, senang dan membiasakan maksiat, bersikap munafik, dan bunuh diri.

Ibnu Qayyim menyebutkan dari salah seorang saudagar bahwa seseorang di antara kerabatnya sebelum meninggal dunia ditalqin untuk mengucapkan kalimat tauhid, Laa ilaaha illaLlaah. Namun ia justru mengucapkan, "Barang ini murah. Barang pembelian itu bagus. Yang ini begini, yang itu begitu...." dan begitu seterusnya hingga ia mati.

 ( Baca Selengkapnya )

28 Agustus 2010

Tegak di atas Sunnah Rasulullah


Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam pada masa fatroh (masa kosong dari kenabian) dan masa jahiliyah, masa yang tidak mengetahui melihat kebenaran, melaksanakan hal-hal yang mereka dapatkan dari nenek moyang mereka dan dianggap baik oleh pendahulu-pendahulu mereka, termasuk pendapat-pendapat yang telah diselewengkan, aliran-aliran yang sengaja diciptakan, dan madzhab-madzhab yang membuat dan menjadi pelaku bid'ah. Oleh karena itu, ketika Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam datang kepada mereka sebagai pembawa kabar baik dan buruk, mengajak kembali ke jalan Allah atas izin-Nya, dan membawa pelita yang benderang.

Tetapi mereka dengan cepat membalas segala perlakuan baiknya dengan celaan dan bantahan, serta mengganti segala sisi kebenarannya dengan kebohongan lalu menisbatkan kebohongan itu datang darinya karena ia datang dengan syariat yang berbeda dengan sesuatu yang mereka yakini. Semuanya menganggap hal itu mustahil dan menuduhnya sebagai pembohong, padahal ia adalah orang yang berkata benar dan dibenarkan oleh banyak orang. Tidak satu pun orang yang mencoba kebenaran suatu berita yang dibawanya, kecuali ia terperangah dengan kebenarannya. Ada pula yang datang kepadanya dengan tuduhan bahwa ia adalah tukang sihir, padahal mereka tahu bahwa ia bukanlah penyihir, apalagi pernah mengaku sebagai penyihir.

Mereka bertambah besar ketika ada kekuasaan yang melindungi. Namun tetap saja tidak ada kekuatan yang dapat melemahkan pasukan Allah yang beruntung, mereka menjadi konsisten, bersatu, dan semakin kuat. Adapun yang cacat dan tercela, akan hancur dan tertindas, hingga datang saatnya persatuan mereka berubah menjadi perpecahan — seperti yang dikabarkan waktunya— dan kekuatan mereka diubah menjadi kelemahan yang telah diduga waktu kedatangannya.

Kemudian gerakan untuk mengikuti dengan sembunyi-sembunyi menjalar sehingga menuntut adanya pengakuan, sehingga mereka yang mayoritas adalah yang dominan. Lalu bid'ah dan pengikut hawa nafsu lainnya menyerang keberadaan Sunnah, yang menyebabkan kebanyakan dari mereka terpecah menjadi beberapa kelompok. Seperti inilah Sunnatullah yang ada pada makhluk; sesungguhnya sangat sedikit orang-orang yang selalu berada dalam kebenaran berada di samping mereka yang berada dalam kebatilan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala, "Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman —walaupun kamu sangat menginginkannya—." (Qs. Yuusuf [12]: 103) dan "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (Qs. Saba' [34]: 13). Semoga ini adalah bukti janji Allah kepada Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam yang ditepati; tentang kembalinya predikat aneh 'kepada Islam pada akhir zaman.

( Baca Selengkapnya )

27 Agustus 2010

Ibadah I'tikaf di Masjid Bachir Ahmad

Dalam rangka memakmurkan bulan Ramadhan 1431 H dan memfasilitasi jama'ah yang ingin bertaqarrub kepada Allah pada 10 hari teakhir di bulan Ramadhan, Dewan Kemakmuran Masjid Bachir Ahmad insya Allah akan menyelenggarakan 'ibadah i'tikaf, yang akan dimulai hari Senin malam Selasa, bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H atau 30 Agustus 2010. Waktu i'tikaf masuk mulai waktu sholat maghrib.

Adapun kegiatan ibadah berjama'ah yang dapat diikuti oleh jama'ah, khususnya di malam hari, adalah sebagai berikut:

Sholat 'Isya : pukul 22 00 - 22 30

Sholat Tarawih : pukul 22 30 - 23 30

Kajian 'Ilmu : pukul 00 00 - 03 30

( Topik Kajian "

فاعلم أنه لا إله إلا الله

bersama Ustadz Ngatrichan )

Sahur bersama 03 35 - 04 30
Sholat Shubuh Berjama'ah

Marilah kita raih kemenangan dengan mencari keutamaan Lailatul Qadr.

Artikel Sekuler tentang Puasa, Pancing Amarah Umat Islam

Selembar artikel berbau sarkas yang dituliskan seorang bloger asal Maroko tentang berpuasa ala Perancis memancing kemarahan dunia Muslim. Kemarahan itu ditenggarai dugaan Presiden Perancis Nikolas Sarkozy melakukan intervensi terhadap satu pilar umat Islam. Pemilik blog yang diketahui identitasnya bernama "Alch : Refleksi seorang Maroko tentang apa yang terjadi di Maroko dan Dunia". Blogger ini kemudian menuliskan artikel tentang Presiden Perancis yang meluncurkan proyek baru yang diberi nama Ramadhan di Prancis.

"Muslim Perancis merupakan Prancis sebelum mereka Muslim dan karena itulah mereka tidak boleh menyerahkan tradisi Prancis berupa menikmati kopi dan kue di pagi hari," demikian salah satu kalimat dalam artikel tersebut. Proyek itu, tulis Alach, bakal diresmikan di Masjid Marseille. Di masjid itu pula bakal diperkenalkan jenis puasa baru yang nantinya menerapkan sarapan berupa croissant dan kopi sebelum menuju kerja. Menurut Aloch, dalam pidato yang disampaikan, Sarkozy mengatakan minoritas harus tunduk pada aturan negara di mana mereka tinggal. Itu mengapa, tambah Sarkozy, mereka diperbolehkan menikmati sarapan ala Perancis di pagi hari.

Alach menambahkan, shalat yang dilakukan oleh Muslim Prancis tidak harus sama dengan apa yang dilakukan di dunia Muslim. Tarawih misalnya, kata Sarkozy, tidak perlu dilakukan Muslim Prancis. "Saya memiliki wacana untuk menutup masjid malam hari setelah shalat Isya. Dengan begitu Muslim Prancis bisa kembali ke rumah dan menikmati tayangan TV Prancis," kata dia dalam pidatonya

( Baca Selengkapnya )

26 Agustus 2010

Shiroh 2 Abdullah, Sahabat Utama Nabi



Perang Khandak berkecamuk. Beredar kabar, siapa saja lelaki berusia 15 tahun ke atas berhak ikut berjihad. Mendengar itu seorang pemuda berseri-seri. Usianya saat itu masuk 15 tahun. Ia segera mendaftarkan diri. Itulah idamannya selama ini: berjihad bersama Rasulullah. Keikutsertaannya dalam berbagai medan jihad tak pernah lepas dalam sejarah hidup pemuda itu. Saat perang membuka kota Mekah (Futuh Makkah), ia berusia 20 tahun dan termasuk pemuda yang menonjol di medan perang. Dialah, Abdullah ibn Umar, atau Ibn Umar rodliallohu 'anhuma.

Namanya tak kalah terkenal dibanding ayahandanya, Umar ibn Khattab. Ia lahir di Mekah, 10 tahun sebelum Hijrah atau 612 Masehi. Dalam usia 10 tahun, Abdullah cilik ikut ayahnya berhijrah. Abdullah adalah contoh sahabat Nabi yang amat terpelajar di Madinah, di masa kejayaan Islam. Selain Basrah, Madinah memang tumbuh menjadi pusat pemikiran Islam pasca masa Nabi Shollallohu 'alaihi Wasallam. Kegairahan Abdullah seolah melengkapi kekurangan yang ada di kalangan penuntut ilmu-ilmu Islam, karena ia mendalami segi ajaran Islam yang saat itu kurang memperoleh perhatian serius, yakni tradisi sunnah atau hadis Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam. Menurut para periwayat, Abdullah mendapatkan inspirasi luar biasa karena ia tinggal di Madinah, yakni tumbuhnya kecenderungan mendengarkan, mencatat, dan mengkritisi berbagai hal mengenai Nabi, termasuk anekdot-anekdot yang sepeninggal Nabi banyak diungkapkan penduduk Madinah.

Pada saat Rasullullah bersama shahabatnya hijrah ke Madinah dan menetap di sana, Abdullah bin Rawahah rodliallohu 'anhu paling banyak usaha dan kegiatannya dalam membela Agama dan mengukuhkan sendi-sendinya. Beliaulah yang paling waspada mengawasi sepak terjang dan tipu muslihat Abdullah bin Ubay (pemimpin golongan munafik) yang oleh penduduk Madinah telah dipersiapkan untuk diangkat menjadi raja sebelum Islam hijrah ke sana, dan yang tak putus-putusnya berusaha menjatuhkan Islam dengan tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada. Berkat kesiagaan Abdullah bin Rawahah yang terus-menerus mengikuti gerak-gerik Abdullah bin Ubay dengan cermat, maka gagallah usahanya, dan maksud-maksud jahatnya terhadap Islam dapat di patahkan. Ibnu Rawahah adalah seorang penulis yang tinggal di suatu lingkungan yang langka degan kepandaian tulis baca. Ia juga seorang penyair yang lancar, untaian syair-syairnya meluncur dari lidahnya dengan kuat dan indah didengar.

( Baca Selengkapnya )

25 Agustus 2010

Ka'bah Menggetarkan Hati Ratusan Pekerja Cina


Hidayah bisa datang dari cara yang tak pernah diduga. Mungkin itu pula yang dialami ratusan pekerja Cina di Arab Saudi yang kemudian memilih Islam sebagai agamanya yang baru.

Setelah melihat Ka'bah dari televisi, tiba-tiba hati mereka bergetar. Pintu hidayah seakan terbuka. Dan Allah SWT pun melapangkan jalan mereka untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Lebih dari 600 pekerja asal Cina berpaling menjadi Muslim setelah mendapatkan pengalaman spiritual di Arab Saudi.

Mereka adalah bagian dari 4.600 warga Cina yang sedang mengerjakan proyek rel kereta api yang menghubungkan Makkah dan Madinah. Rel kereta itu nantinya akan melalui Jeddah dan Khum. Peristiwa yang sempat menghebohkan itu terjadi tahun lalu.

Awalnya, kedatangan ribuan pekerja Cina itu sempat dipertanyakan warga Arab Saudi. Pasalnya dari 4.600 pekerja itu hanya 370 orang yang Muslim. Warga meminta agar pemerintah mempekerjakan buruh Cina yang beragama Islam. Namun Allah mempunyai rencana lain dengan kedatangan para pekerja itu.

Kedatangan ke Arab Saudi ternyata membuka peluang bagi mereka untuk melihat Islam langsung dari tanah tempat agama ini diturunkan. Seperti yang dikatakan seorang pekerja yang telah menjadi Mualaf. Pekerja yang telah mengganti namanya menjadi Hamza (42) ini mengaku tertarik pada Islam setelah melihat Ka'bah untuk kali pertama di televisi Saudi. ''Ini menggetarkan saya. Saya menyaksikan siaran langsung sholat dari Masjidil Haram dan umat Islam yang sedang berjalan memutari Ka'bah (tawaf),'' katanya.


Mengenal Pribadi Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam



Ali bin Abi Thalib rodliallohu 'anhu  berkata:

Warna kulit Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam putih kemerah-merahan; matanya sangat hitam; rambut dan jenggotnya sangat lebat; halus bulu dadanya; lehernya bagai teko dari perak; dari dada atas hingga pusarnya terdapat bulu yang memanjang seperti pedang, tidak terdapat bulu lain di perut dan dadanya selain itu; telapak tangan dan kakinya tebal;bila berjalan, melakukannya dengan cepat seakan-akan menuruni sebuah bukit; bila menoleh, menoleh dengan seluruh badannya; keringatnya bagai mutiara dan baunya lebih harum dari  wangi minyak kasturi; tidak tinggi dan tidak pendek; tidak berkata buruk dan jahat; tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.

Dalam riwayat lain: di antara pundaknya terdapat tanda kenabian yang juga dimiliki nabi-nabi yang lain; sangat dermawan, pemaaf, jujur tutur katanya, menepati janji, lembut perangainya, mulia pergaulanorang yang melihatnya pasti akan segan padanya, dan siapa yang bergaul dengannya pasti akan mencintainya. Yang pernah melihatnya mengatakan:  tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.


Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam adalah manusia yang paling pemberani. Ali bin Abi Thalib rodliallohu 'anhu bertutur: “Bila perang tengah berkecamuk, kami berlindung kepada Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam“. Beliau orang yang paling dermawan. Tak pernah menolak permintaan orang lain.


24 Agustus 2010

Bid’ah: Peringatan Nuzulul Qur’an



Pada bulan Ramadhan banyak umat Islam yang menggelar acara peringatan Nuzulul Qur'an. Untuk itu perlu kiranya kali ini menyoroti masalah Nuzulul Qur'an, hukum memperingatinya dan fungsi utama diturunkannya Al-Qur'an. Peringatan Nuzulul-Qur’an tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, para shahabat, tabi’in, tabi’ut-tabi’in ataupun para ulama mu’tabar nan masyhur dalam Islam. Peringatan tersebut hanyalah diadakan oleh generasi belakang dalam Islam.

Hukumnya adalah bid’ah terlarang. Bukankah Islam ini dijalankan melalui dalil dan contoh ? Apabila tidak ada dalil dan contoh (baik bersifat umum atau khusus), maka tidak boleh kita mengada-adakannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

"Barangsiapa yang mengamalkan satu amalan bukan atas perintah/agama kami maka itu tertolak." [HR Muslim dari 'Aisyah].

Apabila ada yang mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk syi’ar agama Islam, maka kita katakan : Justru pada awal perkembangan Islam dulu – jika hal itu merupakan amalan yang disyari’atkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam – tentu alasan itu lebih layak untuk diamalkan. Islam masih dalam tahap penyebaran. Namun tetap saja beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam, para shahabat, dan para ulama setelahnya TIDAK melaksanakannya. Itu merupakan pertanda yang jelas bahwa amalan peringatan Nuzulul-Qur’an bukan merupakan syari’at Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam (walau sebagian orang menganggapnya BAIK). Imam Asy-Syafi’i telah berkata :
من استحسن فقد شرع
(Barangsiapa yang telah menganggap baik suatu amal ibadah (tanpa berlandaskan dalil), maka sungguh ia telah membuat syariat). Dan membuat syari’at itu haram hukumnya, karena hal itu merupakan otoritas Allah ta’ala saja.

( Baca Selengkapnya )

Syari'at Ibadah I’tikaf


Para ulama sepakat bahwa i’tikaf, khususnya 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, adalah ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah saw. Beliau sendiri melakukanya 10 hari penuh di bulan Ramadhan. Aisyah, Umar bin Khattab, dan Anas bin Malik menegaskan hal itu, “Adalah Rasulullah saw. beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan, pada tahun wafatnya Rasulullah saw. beri’tikaf selama 20 hari. Para sahabat, bahkan istri-istri Rasulullah saw., selalu melaksanakan ibadah ini. Sehingga Imam Ahmad berkata, “Sepengetahuan saya tak seorang ulama pun mengatakan i’tikaf bukan sunnah.”

Ibnu Qoyyim berkata “I’tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri’tikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah”.

Itulah urgensi i’tikaf. Ruh kita memerlukan waktu berhenti sejenak untuk disucikan. Hati kita butuh waktu khusus untuk bisa berkonsentrasi secara penuh beribadah dan bertaqarub kepada Allah saw. Kita perlu menjauh dari rutinitas kehidupan dunia untuk mendekatkan diri seutuhnya kepada Allah saw., bermunajat dalam doa dan istighfar serta membulatkan iltizam dengan syariat sehingga ketika kembali beraktivitas sehari-hari kita menjadi manusia baru yang lebih bernilai.

I’tikaf yang disyariatkan ada dua macam, yaitu: 1. I’tikaf sunnah, yaitu i’tikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Alah. Contohnya i’tikaf 10 hari di akhir bulan Ramadhan. 2. I’tikaf wajib, yaitu i’tikaf yang didahului oleh nadzar. Seseorang yang berjanji, “Jika Allah swt. menakdirkan saya mendapat proyek itu, saya akan i’tikaf di masjid 3 hari,” maka i’tikaf-nya menjadi wajib.

( Baca Selengkapnya )

22 Agustus 2010

Masjid Amr bin Ash, Tertua di Afrika

Mesir merupakan negeri yang penuh dengan bangunan bersejarah. Salah satunya adalah Masjid Amru bin Ash. Inilah masjid pertama berdiri di benua Afrika. Rumah Allah itu didirikan oleh sahabat Nabi Muhammad Shollalohu 'alaihi wasallam yang juga penakluk negeri Mesir, Amru bin Ash rodliallohu 'anhu.

Masjid itu pertama kali dibangun 1610 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 21 Hijriah atau 641 Masehi. Banyak para sahabat dan tabi` in yang ikut serta dalam membangun mesjid ini, sehingga sampai delapan puluh sahabat menentukan arah Kiblat, diantaranya; Zubair Bin Awam, alMiqdad, Ubadah Bin Shamat, Abu Darda, dan yang lainnya rodliallohu 'anhum. Masjid itu berbentuk memanjang, dengan panjang 28,9 meter, dan lebar sisinya 17,4 meter, dindingnya terbuat dari batu bata, atapnya terbuat dari pelepah pohon kurma, dan tiang-tiangnya dari batang pohon kurma dan memiliki enam pintu.

Masjid ini telah berulang kali direnovasi dan diperluas. Di antaranya, pada tahun 53 Hijriyah (672 M) Pangeran Maslamah bin Mukhallad al-Anshori telah memperluas masjid, kemudian diperluas oleh Pangeran Abdul Aziz bin Marwan (Gubernur Mesir ketika itu ) tahun 79 Hijriyah (698 M).

Pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan, masjid itu di perbesar oleh Abdul Malik bin Thahir. Saat ini panjang Mesjid Amru mencapai 120 meter, dan lebarnya 100 meter. Masjid itu juga pernah diperbaiki oleh Sultan Shalahuddin al-Ayubi pada tahun 568 H/1172 M.

( Baca Selengkapnya )

21 Agustus 2010

Mengenal Sifat Mu'min yang Amanah

Ada tiga kata sepadan yang semuanya dibentuk dari huruf alif, mim dan nun, ketiganya memiliki hubungan yang erat, yaitu aman, amanah dan iman dan makna ketiganya hampir serupa yaitu menunjukkan kepada ketenangan atau tuma’ninah. Amanah menunjukkan pada kepercayaan, dan kepercayaan adalah ketenangan, sedang aman adalah hilangnya rasa takut dan ini juga berarti ketenangan, kemudian iman bermakna pembenaran dan ketetapan (iqrar) serta amal perbuatan, yang didalamnya terdapat pula ketenangan.

Oleh karena itu Allah menyebut hamba-Nya dengan sebutan mukmin karena hanya orang mukmin saja yang dapat memelihara amanat Allah, menunaikan serta memegangnya dengan erat, sebagai mana difirmankan oleh Allah, artinya, Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (QS.23:8). Firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surah yang lain “Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh.” (72) sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (73) (Al-Ahzab / 33 : 72-73)

( Baca Selengkapnya )

19 Agustus 2010

Pentingnya Bertawakkal kepada Allah


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Barangsiapa yang memutuskan gantungannya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan mencukupi baginya segala kebutuhannya, dan Allah akan mendatangkan rezeki baginya dari yang tiada terduga" (HR Ibnu Abu Hatim )

Yang memberi kecukupan hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya...

 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِين

"Wahai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu" (Al-Anfal : 64) Arti  cukuplah Allah bagi kamu, dan cukuplah bagimu orang-orang yang beriman mengikutimu adalah kalian semua tak akan membutuhkan seseorang jika kalian bersama Allah

( Baca Selengkapnya )

Keutamaan Memakmurkan Masjid


Ada banyak karakteristik masjid yang mengangkat derajatnya di atas tempat-tempat lain. Rasulullah shollalohu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun yang telah mempunyai wudhu kemudian meninggalkan rumahnya menuju masjid untuk shalat akan mendapat pahala setara dengan umrah. Jika orang ini tinggal di dalam masjid setelah shalat dan menantikan shalat yang berikutnya, namanya akan dicatat dalam Illiyiin.” (HR Muslim). Burada radliallohu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Siapapun yang berangkat ke masjid dalam kegelapan, sampaikan padanya bahwa ia akan mendapat penerangan pada Hari Akhirat”. ( HR Muslim). Abu Hurrairah radliallohu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Berdo’a di dalam satu masjid adalah lebih baik daripada berdo’a di rumah atau di tempat lain.”

Sesungguhnya, ketika seseorang berangkat dari rumahnya menuju masjid dengan berwudhu dengan niat hanya untuk berdo’a disana, maka tingkatannya diangkat oleh Allah subhanahu wa ta'ala lebih tinggi dan semakin tinggi seiring dengan setiap langkahnya sampai ia tiba di masjid. Ketika ia sedang menunggu sholat berjamaah di dalam masjid dan berdo’a , ia menerima pahala dari Allah subhanahu wa ta'ala seolah-olah ia sedang mendirikan shalat. Malaikat akan terus berdo’a untuk dia selama menunggu ini asalkan ia tetap menjaga wudhunya dan tidak merugikan siapapun. Para Malaikat meminta kepada Allah, ‘Ya Allah subhanahu wa ta'ala limpahkanlah RahmatMu kepada orang ini dan ampuni lah dosanya’” (Muslim)

Diriwayatkan oleh Hakam bin Umar radliallohu 'anhu bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Hiduplah di dunia ini seolah-olah kamu adalah seorang tamu disini. Anggaplah masjid sebagai rumahmu. Lunakkanlah hatimu dan bukalah hatimu untuk menjawab panggilan Allah subhanahu wa ta'ala. Ingatlah akan karunia yang banyak dari Allah subhanahu wa ta'ala yang telah dianugerahkanNya padamu. Menangislah karena kesadaran atau ketakutan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala. Jangan turutkan bujukan duniawi untuk membangun istana yang mewah yang mungkin tidak sempat kau huni. Hindarilah menghimpunkan kekayaan melebihi kebutuhanmu. Jangan mencoba untuk mengikuti hawa nafsu yang mana kamu
tidak mungkin mencapainya.” (Qurtubi)

Abu Al Darda radliallohu 'anhu menasihati anaknya untuk menganggap masjid sebagai rumahnya karena ia mendengar Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Siapapun yang menganggap suatu masjid sebagai rumahnya, Allah subhanahu wa ta'ala menjamin kedamaian hati baginya dan akan membuat penyeberangan di Jembatan Shirothol mustaqim’ mudah baginya pada Hari Akhirat.” (Qurtubi)

( Baca Selengkapnya )

17 Agustus 2010

Panduan Syariat Zakat Menurut As Sunnah


Zakat wajib dikeluarkan apabila harta yang yang telah dikuasai selama waktu takwim telah mencapai nishab. Makna nishab di sini adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’i (agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat dengan dasar firman Allah subhanahu wa ta'alaa “Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir” (Qs. Al Baqarah: 219). Makna al afwu (dalam ayat tersebut-red), adalah harta yang telah melebihi kebutuhan. Oleh karena itu, Islam menetapkan nishab sebagai ukuran kekayaan seseorang.

Syarat-syarat nishab adalah (1) Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pencaharian.(2) Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung dari hari kepemilikan nishab dengan dalil hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun).” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al AlBani)

Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika menemukannya.

( Baca Selengkapnya )

15 Agustus 2010

Pesantren Ramadhan Komunitas Jalanan di London

Bulan Ramadhan tidak menghalangi kaum Muslimin di London, UK untuk beraktivitas. Supporters of Sunnah atau “pendukung sunnah”, rencananya akan melangsungkan sebuah konferensi bertajuk “Budak Jalanan”. Konferensi yang akan diadakan pada hari Jum’at (27/8) ini akan membahas kehidupan premanisme yang saat ini berkembang mengkhawatirkan di Inggris. Pastinya, syariat Islam adalah solusi yang ditawarkan untuk memperbaiki penyakit akut masyarakat di negeri kufur tersebut.

Dalam situs mereka, SOS menjelaskan bahwa mereka adalah Jama'ah atau kelompok yang mengikuti pemimpin para nabi, imam mujahidin, Nabi Muhammad Shollalohu 'alaihi Wasallam.

SOS adalah Jama'ah atau kelompok yang berdiri untuk memenuhi seruan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al Qur'an Surat Ali Imran ayat 104. Tujuan SOS adalah untuk menegakkan agama Allah Subhanahu Wa Ta'alasesuai dengan manhaj dari Nabi  Shollalohu 'alaihi Wasallamdan para sahabat.

SOS juga bertujuan untuk menghidupkan kembali kejayaan umat di atas jalan ini dengan mengajak kepada tauhid dan rukun-rukunnya dengan membina dan mendidik mereka tentang agama Allah Subhanahu Wa Ta'alasecara lengkap, mencakup iman, syariat, dakwah, dan jihad bersumberkan kepada Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat.

Di situs SOS yang beralamat di : http://www.supportersofsunnah.com juga memuat artikel-artikel berbagai topik, khususnya tauhid, disamping ada galeri, video, dan artikel untuk non muslim. Dengan dominasi warna coklat, situs ini nampak menarik, simple dan sangat bermanfaat.

SOS atau "pendukung sunnah" hadir dalam konferensi yang sangat dibutuhkan di Ramadhan yang diberkati, yakni membahas penanganan masalah premanisme yang berkembang di Inggris. Kami mendesak semua orang yang menerima e-mail ini untuk meneruskan hal ini kepada siapapun yang mereka tahu ; memang setan telah dirantai dan pintu-pintu surga telah dibuka, sekarang adalah waktu yang tepat bagi "Budak Jalanan" untuk kembali menjadi "Budak Allah SWT" (hamba Allah), Insya Allah.

Insya Allah di akhir acara ada iftar (buka bersama) bersama HMC (Halal Monitoring Committee) atau Komite Pemantau Halal. Konferensi ini juga terbuka untuk ikhwan (pria) dan akhwat (wanita) serta untuk non muslim. Sukses untuk SOS, semoga seluruh acara berjalan dengan lancer. Insya Allah!

12 Agustus 2010

Sifat Shaum Nabi - Bagian Terakhir

Ketahuilah wahai saudaraku kaum muslimin  -mudah-mudahan Allah memberikan pemahaman agama kepada kita- bahwasanya meng-qadha puasa Ramadhan tidak wajib dilakukan segera, kewajiban dengan jangka waku yang luas berdasarkan satu riwayat dari Sayyidah 'Aisyah Radhiyallahu'anha:
"Aku punya hutang puasa Ramadhan dan tidak bisa meng-qadhanya kecuali di bulan Sya'ban."  (HR. Bukhari (4/166), Muslim (1146))

Berkata Al Hafidz di dalam Al Fath (4/191): "Dalam hadits ini sebagai dalil atas bolehnya mengakhirkan qadha Ramadhan secara mutlak, baik karena udzur ataupun tidak."

Sudah dikatahui dengan jelas bahwa bersegera dalam meng-qadha lebih baik daripada mengakhirkannya, karena masuk dalam keumuman dalil yang menunjukkan untuk bersegera dalam berbuat baik dan tidak mendunda-nunda, hal ini didasarkan ayat dalam Al Qur-an: "Bersegeralah kalian utuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian." (Ali Imran : 133)

Dan juga dalam surah yang lain : "Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya." (Al Mu'minun : 61)

( Baca Selengkapnya )

Sifat Shaum Nabi -Bagian Pertama

Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (Qath'i) dalam kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk Taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah Azza wa Jalla dan menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman Allah Ta'ala yang artinya :

"Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu', dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yang berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta kaum wanita yang banyak mengingat Allah. Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar." (Surat Al-Ahzab : 35) 

Dan firman Allah yang artinya : "Dan kalau kalian berpuasa itu lebih baik bagi kalian, kalau kalian mengetahuinya". (Surat Al-Baqoroh : 184) 

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka, Allah Tabaraka wa Ta'ala telah mengkhususkan satu pintu syurga untuk orang yang puasa, puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung, dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan dengan penjelasan yang sempurna.

 

( Baca Selengkapnya )

. 

Menghidupkan Sunnah Nabi Shollalohu 'alaihi wasallam

 Dahulu Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam pernah mewasiatkan umatnya agar berpegang dengan kuat pada ajaran (Sunnah) beliau. Namun kini umatnya lebih banyak yang meninggalkan ajaran beliau, meski di sana menanti azab yang keras dari Allah.  Sunnah Nabi, sebuah istilah yang kerap kita mende ngarnya, bahkan sering pula mengucapkannya, karena Sunnah (petunjuk/ajaran Nabi) adalah sesuatu yang menjadi landasan hidup kita sebagai penganut ajaran Islam. Kita semua sepakat untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan Sunnah dan bersepakat pula bahawa yang merendahkannya berarti menghinakan Islam dan ajaran Nabi. 

Namun jika kita perhatikan realitas yang ada, apa yang dilakukan kaum Musli min dalam mengagungkan Sunnah Nabi nampaknya sudah jauh dari yang se mestinya. Bahkan keadaannya sangat parah. Tidak tanggung-tanggung, dian tara mereka ada yang menolak dengan terus-terang Sunnah yang tidak muta watir dan mengatakan hadis ahad bukan hujah (dalil) dalam masalah akidah. Ada pula yang menolak dan mengingkari Sunnah Nabi secara total dengan ha nya mengikuti Al Quran saja. Padahal Al Quran tidak mungkin dipisahkan da ri Sunnah. Al Quran memerintahkan untuk mengambil apa saja yang datang dari Nabi yaitu Sunnahnya.

Bentuk yang lebih parah dari 'sekadar' menolak adalah mengolok-olokkan Sunnah dan orang-orang yang mencoba berjalan di atasnya. Ada pula yang dengan terang-terangan menolak hadis Nabi karena dinilai tidak sesuai dengan akal. Sayangnya sikap-sikap separti ini sering dimi liki oleh orang-orang yang terjun ke kancah dakwah. Padahal lisan mereka juga mengatakan bahawa kita wajib mengagungkan Sunnah. 

Mengagungkan Sunnah adalah perkara yang besar dan bukan sekadar sampingan. Ia memerlukan bukti nyata dan praktik dalam kehidupan. Namun kini keadaan sebaliknya, banyak orang menolaknya.

( Baca Selengkapnya )

11 Agustus 2010

Syari'at Ibadah Shaum Ramadhan


Shaum (Puasa) ialah menahan diri dari makan, minum dan bersenggama mulai dari terbit fajar yang kedua sampai terbenamnya matahari. Firman Allah Ta 'ala:  " …….dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam ... "(Al-Baqarah: 187).  Shaum Ramadhan wajib dikerjakan setelah terlihatnya hilal, atau setelah bulan Sya'ban genap 30 hari. Puasa Ramadhan wajib dilakukan apabila hilal awal bulan Ramadhan disaksikan seorang yang dipercaya, sedangkan awal bulan-bulan lainnya ditentukan dengan kesaksian dua orang yang dipercaya. 

Shaum Ramadhan diwajibkan atas setiap muslim yang baligh (dewasa), aqil (berakal), dan mampu untuk melaksanakannya. Adapun syarat-syarat wajibnya ada empat, yaitu Islam, berakal, dewasa dan mampu. Para ulama mengatakan Anak kecil disuruh berpuasa jika kuat, hal ini untuk melatihnya, sebagaimana disuruh shalat pada umur 7 tahun dan dipukul pada umur 10 tahun agar terlatih dan membiasakan diri.

( Baca Selengkapnya )


Amalan Utama di bulan Ramadhan


Umrah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sangat besar, bahkan sama dengan pahala haji. Dalam Shahih nya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Umrah di bulan Ramadhan menyamai haji, atau beliau bersabda, haji bersamaku. "

Tetapi wajib diketahui, meskipun umrah di bulan Ramadhan berpahala menyamai haji, tetapi ia tidak bisa menggugurkan kewajiban haji bagi orang yang wajib melakukannya.
Demikian pula halnya shalat di Masjidil Haram Makkah dan di Masjid Nabawi Madinah pahalanya dilipatgandakan, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih : "Shalat di masjidku ini lebih baik dari seribu (kali) shalat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram." Dalam riwayat lain disebutkan : “Sesungguhnya ia lebih utama. “ (HR, Al- Bukhari, Muslim dan lainnya)

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas raldhiallahu 'anhuma, ia berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya Al-Qur'an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur'an. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan : "Dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya." Dan menurut riwayat Al-Baihaqi, dari Aisyah radhiallahu 'anha : "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta."

Selain itu hendaknya banyak istighfar, berdzikir dan bertaubat. Ada tiga sebab mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta'alaa, yaitu Berdo'a dengan penuh harap, Beristighfar, yaitu memohon ampunan kepada Allah, dan Merealisasikan tauhid, dan memurnikannya dari berbagai bentuk syirik, bid'ah dan kemaksiatan. Taubat dari segala dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat itu terjadi antara hamba dengan Allah, tidak berkaitan dengan hak manusia maka ada tiga syarat taubat, Hendaknya ia meninggalkan maksiat tersebut, Menyesali perbuatannya, dan Berniat teguh untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut selama-lamanya. Apabila salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka taubatnya tidak sah.

( Baca Selengkapnya )

10 Agustus 2010

Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan


Dari masa ke masa, umat Islam selalu berselisih mengenai penentuan awal bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal guna menetapkan kapan mereka harus mulai berpuasa dan kapan pula saatnya mereka harus mulai berbuka atau berhari raya. Perselisihan ini tidak lain diakibatkan oleh adanya perbedaan pola pandang antara satu atau lebih kelompok muslim dengan sekelompok muslim yang lainnya terhadap dalil atau nash yang menjadi acuannya. Sebagian pihak tetap mendasarkan keyakinannya pada konsepsi rukyatul hilal atau melihat fisik bulan sabit secara langsung dengan mata telanjang atau bisa juga dengan bantuan teleskop modern sebagai sarana bantunya, sementara sebagian lagi lebih memilih kaidah perhitungan matematis dalam proses penentuan kalendarisasinya.

 

Nabi Muhammad Shollalohu 'alaihi wasallam yang terpercaya telah bersabda dalam sejumlah hadisnya sebagai berikut : Sesungguhnya kami ini segolongan umat yang ummi, kami tidak pandai menulis dan tidak bisa menghitung, sebulan itu ada yang begini dan begini, yaitu kadang-kadang 29 hari dan kadang-kadang 30 hari (HR. Muslim dari Ibnu Umar)

 

Janganlah kamu berpuasa sebelum kamu melihat awal bulan dan janganlah kamu berbuka sebelum kamu melihat awal bulan. Tetapi apabila awal bulan itu tidak bisa kelihatan, maka cukupkanlah bilangannya (30). (HR. Muslim dari Ibnu Umar dengan matn yang mirip dari Abu Hurairah).

 

Berawal dari sunnah atau tradisi yang diwariskan dari jaman kenabian tersebut diatas, maka sebagian dari umat Islam di jaman modern sekarang ini masih memahami perlunya memelihara tradisi rukyatul hilal ini, dalam rangka penentuan awal dan akhir suatu bulan khususnya bulan Ramadhan. Akibatnya maka seperti yang lazim kita temui disetiap tahunnya menjelang Ramadhan atau ‘Iedul Fitri, mulailah orang-orang sibuk mendatangi pantai atau mendaki tempat-tempat tinggi seperti pegunungan, perbukitan maupun gedung-gedung perkantoran pencakar langit untuk membuktikan penampakan bulan secara fisik. Tidak kurang pula sejumlah pos-pos pengamatan didirikan disejumlah titik diseantaro negeri dan melibatkan juga teknologi-teknologi modern seperti teleskop untuk mencapai penglihatan mereka tersebut.


( Baca Selengkapnya )

Mewaspadai Murjiah dalam Iman


Saat ini banyak kita jumpai penganut  faham  irja’, baik dikalangan orang orang awam ataupun di kalangan pengkaji ilmu. Diantara irja’ yang terjadi pada orang awam adalah ucapan mereka yang masyhur “iman itu di hati” atau kata mereka “iman adalah keyakinan” lalu mereka tidak memperhatikan amal, mereka mengabaikannya atau me nyepelekanya dengan dalih sudah cukup dengan kebaikan hati dan kebersihan niat .

Adapun irja’ yang terjadi di kalangan pengkaji ilmu atau juru dakwah, pada umumnya  bukan terletak dalam mendifinisikan iman, karena mereka telah mendifinisikannya dengan difinisi yang benar. Mereka mengatakan, “Iman adalah ucapan dengan lesan keyakinan dengan hati dan ama lan dengan anggota tubuh”. Atau mereka katakan, Iman adalah ucapan dan amalan”. Definisi iman yang mereka katakan ini adalah pendapat ahlussunah.

Namun ketika mereka menerapkan definisi tersebut di dalam realita dan khususnya dalam menerapkan nawa qidhul iman (pembatal keimanan) anda akan melihat, dimensi amal yang mereka tetapkan dalam definisi iman itu dikesampingkan, bahkan dimensi tersebut nyaris dinafikan.

Mereka –atau mayoritas di antara mereka– mengakui dan mengatakan bahwa iman itu bertambah dengan keta'atan dan berkurang dengan ma’siat. sebagaimana di katakan oleh ahlussunah. Tetapi seluruh dosa, menurut mereka, hanyalah mengurangi kesempurnaan iman saja. Tidak ada dosa-dosa yang bisa menggugurkan pokok keimanan, kecuali pada satu keadaan saja yaitu, bila perbuatan dosa itu disertai dengan pengingkaran atau istihlal (penghalalal) atau keyakinan. Begitulah mereka memandang perbuatan dan dosa-dosa secara mutlak, padahal nabi shollallohu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan di dalam sabda beliau;  “Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang [dan dalam riwayat at-Tirmidzi dikatakan “pintu”] sedang yang pa ling utama [dalam riwayat at-Tirmidzi “yang paling tinggi”] adalah ucapan laa ilaaha illAllah, yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan sedangkan malu itu satu cabang dari iman” (HR Muslim dan Ashab as-Sunan, dari Abu Hurairah).

( Baca Selengkapnya )

08 Agustus 2010

Agar Pernikahan Diberkahi Allah


Di saat seseorang melaksanakan aqad pernikahan, maka ia akan mendapatkan banyak ucapan do’a dari para undangan dengan do’a keberkahan sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW; “Semoga Allah memberkahimu, dan menetapkan keberkahan atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” Do’a ini sarat dengan makna yang mendalam, bahwa pernikahan seharusnya akan mendatangkan banyak keberkahan bagi pelakunya. Namun kenyataannya, kita mendapati banyak fenomena yang menunjukkan tidak adanya keberkahan hidup berumah tangga setelah pernikahan, baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan keluarga du’at (kader dakwah). Wujud ketidakberkahan dalam pernikahan itu bisa dilihat dari berbagai segi, baik yang bersifat materil ataupun non materil.

Munculnya berbagai konflik dalam keluarga tidak jarang berawal dari permasalahan ekonomi. Boleh jadi ekonomi keluarga yang selalu dirasakan kurang kemudian menyebabkan menurunnya semangat beramal/beribadah. Sebaliknya mungkin juga secara materi sesungguhnya sangat mencukupi, akan tetapi melimpahnya harta dan kemewahan tidak membawa kebahagiaan dalam pernikahannya.

Seringkali kita juga menemui kenyataan bahwa seseorang tidak pernah berkembang kapasitasnya walau pun sudah menikah. Padahal seharusnya orang yang sudah menikah kepribadiannya makin sempurna; dari sisi wawasan dan pemahaman makin luas dan mendalam, dari segi fisik makin sehat dan kuat, secara emosi makin matang dan dewasa, trampil dalam berusaha, bersungguh-sungguh dalam bekerja, dan teratur dalam aktifitas kehidupannya sehingga dirasakan manfaat keberadaannya bagi keluarga dan masyarakat di sekitarnya.

( Baca Selengkapnya )

Menyikapi Bencana dengan Arif


Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum yang melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad)

Cobaan dan ujian adalah sunnatullah yang Allah ‘berlakukan’ terhadap hamba-hamba-Nya di muka bumi. Ada beberapa gambaran mengenai hal ini dari Al Quran dan hadits. Cobaan dan ujian adalah sarana untuk mengungkap keimanan seseorang; apakah ia benar-benar beriman atau tidak.
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3)

Cobaan dan ujian merupakan hakikat dari kehidupan manusia di dunia. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk: 1-2)

( Baca Selengkapnya )

Jalan Menuju Surga


Dari Abdullah Jabir bin Abdillah Al-Anshari r.a. bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw.: “Bagaimana pendapatmu jika aku melaksanakan shalat-shalat fardhu, berpuasa di bulan ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta aku tidak menambah dengan sesuatu apapun selain itu, apakah (dengan hal tersebut) bisa menjadikan aku masuk surga?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)

Para ulama hadits mengemukakan bahwa hadits ini memberikan gambaran penting tentang kaidah beramal secara umum dalam Islam. Oleh karenanya sebagian bahkan mengatakan bahwa hadits ini mencakup seluruh ajaran Islam. Kaidah yang digambarkan hadits ini adalah bahwa sesungguhnya segala “amal perbuatan” itu boleh dilaksanakan selagi terpatri dengan kewajiban-kewajiban syariat serta tidak melanggar prinsip umum hukum Islam, yaitu menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram.

Terkait dengan hal ini, ulama ushul fiqh bahkan memberikan satu kaidah tersendiri mengenai “bolehnya” melakukan segala perbuatan dalam muamalah dengan kaidah: Hukum asal dalam bermuamalah adalah “boleh”, kecuali ada dalil yang melarang perbuatan tersebut.

( Baca selengkapnya )

Terbongkarnya Kejahatan Kemanusiaan Sindikat Yahudi Israel



REPUBLIKA.CO.ID, KIEV--Pemerintah Ukrina kemarin sore menyatakan resmi menangkap sindikat yang terdiri dari 12 orang yang merupakan mafia perdagangan organ tubuh manusia. Mafia ini dikendalikan seorang warga Israel di Palestina yang menyuplai kebutuhan Israel jika memintanya.Kepala Dinas Penaggulangan Perdagangan Organ Tubuh Manusia di Kementerian Dalam Negeri Ukraina Yuri Kutcher dalam konferensi persnya di Kiev kemarin Jumat (6/8) menegaskan, bahwa mafia itu melakukan rencana perekrutan para donor organ tubuh dari Uni Soviet kemudian ditransplantasi di tubuh orang kaya.


Aksi mereka ini dikendalikan operasinya oleh warga Israel yang ditangkap bulan lalu. Di antara yang ditangkap, empat orang adalah yang bertugas membedah.Ia menambahkan, para mafia itu berusaha secara khusus mendapatkan organ ginjal manusia dari warga Ukraina dan negara lain. Ia menjelaskan bahwa kebanyakan mereka yang mendonorkan (menjual) organ tubuhnya adalah perempuan miskin yang masih di bawah umur. Mereka dibayar hingga 10 ribu dolar AS.