05 Oktober 2011

TIK untuk Penentuan Hilal


Pendekatan dalam penyelesaian masalah penentuan hilal selama ini masih terkesan sektoral, hanya berkutat sekitar hisab atau perhitungan astronomis dari lembaga-lembaga tertentu saja. Ada dua mainstream yang dijadikan pedoman masyarakat Indonesia, yaitu hisab Muhammadiyah dan hisab Nahdhotul Ulama (NU), yang kerap berbeda hasil perhitungannya. Sebagaimana model matematis pada umumnya, metode komputasi tersebut perlu dikalibrasi kebenarannya, dengan melakukan verifikasi dan validasi. Empat belas abad yang lalu, secara arif Rasulullah Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam menuntun ummat Islam bagaimana melakukan kalibrasi, dengan sabdanya Berpuasalah kamu ketika ” melihat” hilal dan beridulfitrilah ketika “melihat” hilal pula; jika terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban tigapuluh hari (Hadist riwayat Al Bukhari dan juga di riwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh rodliallohu ‘anhu ). Selama tiga belas abad lebih,ummat Islam bersatu dalam penentuan hilal (awal bulan Hijriyah) dibawah komando pemimpin mereka (Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam atau kholifah yang berkuasa waktu itu).

Tulisan ini dibuat karena rasa keprihatinan yang mendalam dan sebagai upaya untuk mencari solusi bagi masalah yang terasa mengganjal dan mengganggu kenyamanan dan ketenteraman dalam menjalankan ibadah, yang semestinya difasilitasi secara optimal oleh pemerintah sebagai regulator yang arif, bermutu dan bermartabat. Solusi ini didasarkan pada kehandalan teknologi informasi, karena kemampuannya dalam memberikan solusi yang akurat dan cepat, semakin mendapat pengakuan masyarakat. Serta mampu memberikan solusi secara efektif (tepat sasaran) dan efisien (dengan konsumsi sumber daya minimal).

( Baca Selengkapnya)

08 Maret 2011

‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam

REPUBLIKA.CO.ID-Sejak kecil Dr Jeffrey Lang dikenal ingin tahu. Ia kerap mempertanyakan logika sesuatu dan mengkaji apa pun berdasarkan perspektif rasional. “Ayah, surga itu ada?” tanya Jeffrey kecil suatu kali kepada ayahnya tentang keberadaan surga, saat keduanya berjalan bersama anjing peliharaan mereka di pantai. Bukan suatu kejutan jika kelak Jeffrey Lang menjadi profesor matematika, sebuah wilayah dimana tak ada tempat selain logika.

Saat menjadi siswa tahun terakhir di Notre Dam Boys High, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang memiliki keberatan rasional terhadap keyakinan akan keberadaan Tuhan. Diskusi dengan pendeta sekolah, orangtuanya, dan rekan sekelasnya tak juga bisa memuaskannya tentang keberadaan Tuhan. “Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey!” kata ayahnya ketika ia membantah keberadaan Tuhan di usia 18 tahun.

Ia akhirnya memutuskan menjadi atheis pada usia 18 tahun, yang berlangsung selama 10 tahun ke depan selama menjalani kuliah S1, S2, dan S3, hingga akhirnya memeluk Islam.

Adalah beberapa saat sebelum atau sesudah memutuskan menjadi atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang tentang mimpinya itu:

Kami berada dalam sebuah ruangan tanpa perabotan. Tak ada apa pun di tembok ruangan itu yang berwarna putih agak abu-abu.

Satu-satunya ‘hiasan’ adalah karpet berpola dominan merah-putih yang menutupi lantai. Ada sebuah jendela kecil, seperti jendela ruang bawah tanah, yang terletak di atas dan menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melalui jendela itu.

Kami membentuk deretan. Saya berada di deret ketiga. Semuanya pria, tak ada wanita, dan kami semua duduk di lantai di atas tumit kami, menghadap arah jendela.

Terasa asing. Saya tak mengenal seorang pun. Mungkin, saya berada di Negara lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Kami serentak kami kembali duduk di atas tumit kami. Saat saya melihat ke depan, saya sadar kami dipimpin oleh seseorang di depan yang berada di sisi kiri saya, di tengah kami, di bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Saya hanya bisa melihat singkat punggungnya. Ia memakai jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih di kepalanya, dengan desain merah. Saat itulah saya terbangun.

Sepanjang sepuluh tahun menjadi atheis, Jeffrey Lang beberapa kali mengalami mimpi yang sama. Bagaimanapun, ia tak terganggu dengan mimpi itu. Ia hanya merasa nyaman saat terbangun. Sebuah perasaan nyaman yang aneh. Ia tak tahu apa itu. Tak ada logika di balik itu, dan karenanya ia tak peduli kendati mimpi itu berulang.

Sepuluh tahun kemudian, saat pertama kali memberi kuliah di University of San Fransisco, dia bertemu murid Muslim yang mengikuti kelasnya. Tak hanya dengan sang murid, Jeffrey pun tak lama kemudian menjalin persahabatan dengan keluarga sang murid. Agama bukan menjadi topik bahasan saat Jeffrey menghabiskan waktu dengan keluarga sang murid. Hingga setelah beberapa waktu salah satu anggota keluarga sang murid memberikan Alquran kepada Jeffrey.

Kendati tak sedang berniat mengetahui Islam, Jeffrey mulai membuka-buka Alquran dan membacanya. Saat itu kepalanya dipenuhi berbagai prasangka.

“Anda tak bisa hanya membaca Alquran, tidak bisa jika Anda tidak menganggapnya serius. Anda harus, pertama, memang benar-benar telah menyerah kepada Alquran, atau kedua, ‘menantangnya’,” ungkap Jeffrey.

Ia kemudian mendapati dirinya berada di tengah-tengah pergulatan yang sangat menarik. “Ia (Alquran) ‘menyerang’ Anda, secara langsung, personal. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, dan menantang. Sejak awal ia (Alquran) menorehkan garis perang, dan saya berada di wilayah yang berseberangan.”

“Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Dari situ menjadi jelas bahwa Sang Penulis (Alquran) mengetahui saya lebih baik ketimbang diri saya sendiri,” kata Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penulis membaca pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan sejumlah pertanyaan dan keberatan, namun selalu mendapati jawabannya pada bacaan berikutnya, seiring ia membaca halaman demi halaman Alquran secara berurutan.

“Alquran selalu jauh di depan pemikiran saya. Ia menghapus aral yang telah saya bangun bertahun-tahun lalu dan menjawab pertanyaan saya.” Jeffrey mencoba melawan dengan keras dengan keberatan dan pertanyaan, namun semakin jelas ia kalah dalam pergulatan. “Saya dituntun ke sudut di mana tak ada lain selain satu pilihan.”

Saat itu awal 1980-an dan tak banyak Muslim di kampusnya, University of San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan kecil di basement sebuah gereja di mana sejumlah mahasiswa Muslim melakukan sholat. Usai pergulatan panjang di benaknya, ia memberanikan diri untuk mengunjungi tempat itu.

Beberapa jam mengunjungi di tempat itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, waktu shalat dzuhur tiba dan ia pun diundang untuk berpartisipasi. Ia berdiri dalam deretan dengan para mahasiswa lainnya, dipimpin imam yang bernama Ghassan. Jeffrey mulai mengikuti mereka shalat berjamaah.

Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel di karpet merah-putih. Suasananya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Ia lalu kembali duduk di antara dua sujud.

“Saat saya melihat ke depan, saya bisa melihat Ghassan, di sisi kiri saya, di tengah-tengah, di bawah jendela yang menerangi ruangan dengan cahaya. Dia sendirian, tanpa barisan. Dia mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih menutupi kepalanya, dengan desain merah.”

“Mimpi itu! Saya berteriak dalam hati. Mimpi itu, persis! Saya telah benar-benar melupakannya, dan sekarang saya tertegun dan takut. Apakah ini mimpi? Apakah saya akan terbangun? Saya mencoba fokus apa yang terjadi untuk memastikan apakah saya tidur. Rasa dingin mengalir cepat ke seluruh tubuh saya. Ya Tuhan, ini nyata! Lalu rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat yang berasal dari dalam. Air mata saya bercucuran.”

Ucapan ayahnya sepuluh tahun silam terbukti. Ia kini berlutut, dan wajahnya menempel di lantai. Bagian tertinggi otaknya yang selama ini berisi seluruh pengetahuan dan intelektualitasnya kini berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT.

Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri yang menuntunnya kepada Islam. “Saya tahu Tuhan itu selalu dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan dan kesempatan untuk memilih, namun tetap meninggalkan pilihan krusial kepada saya,” ujar Jeffrey kini.

Jeffrey kini professor jurusan matematika University of Kansas dan memiliki tiga anak. Ia menulis tiga buku yang banyak dibaca oleh Muslim AS: Struggling to Surrender (Beltsville, 1994); Even Angels Ask (Beltsville, 1997); dan Losing My Religion: A Call for Help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah di banyak kampus dan menjadi pembicara di banyak konferensi Islam.

Ia memiliki tiga anak, dan bukan sebuah kejutan anaknya memiliki rasa keingintahuan yang sama. Jeffrey kini harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sama yang dulu ia lontarkan kepada ayahnya. Suatu hari ia ditanya oleh anak perempuannya yang berusia delapan tahun, Jameelah, usai mereka shalat Ashar berjamaah. “Ayah, mengapa kita shalat?”

“Pertanyaannya mengejutkan saya. Tak sangka berasal dari anak usia delapan tahun. Saya tahu memang jawaban yang paling jelas, bahwa Muslim diwajibkan shalat. Tapi, saya tak ingin membuang kesempatan untuk berbagi pengalaman dan keuntungan dari shalat. Bagaimana pun, usai menyusun jawaban di kepala, saya memulai dengan, ‘Kita shalat karena Tuhan ingin kita melakukannya’,”

“Tapi kenapa, ayah, apa akibat dari shalat?” Jameela kembali bertanya. “Sulit menjelaskan kepada anak kecil, sayang. Suatu hari, jika kamu melakukan shalat lima waktu tiap hari, saya yakin kami akan mengerti, namun ayah akan coba yang terbaik untuk menjawan pertanyaan kamu.”

23 Januari 2011

Memelihara Jenggot bagi Muslim adalah Wajib

Jenggot adalah satu diantara sunnah-sunnah yang di jaman sekarang ini banyak dilupakan kaum muslimin. Kaum muslimin di jaman ini lebih senang untuk mencukur jenggot daripada memeliharanya. Banyak alasan mereka, dari mulai tidak rapilah, jadi kelihatan seremlah, seperti terorislah, atau entah apalah perkataan mereka. Tapi tahukah engkau wahai kaum muslimin bahwa memelihara jenggot itu wajib ?? tahukah engkau bahwa perintah memelihara jenggot itu datang dari lisan yang mulia, lisan Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam ?? Maka dari jalan manakah engkau dipalingkan untuk tidak memenuhi panggilan Nabimu???

Berikut dalil-dalil yang menjelaskan wajibnya memelihara jenggot :

Firman Allah tentang ucapan syaitan ;

وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ

“… dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Alah), lalu benar-benar mereka merubahnya.” (An-Nisa’ : 119)

Dan mencukur jenggot adalah merubah ciptaan Allah dan taat kepada setan.

Firman Allah :

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

“…Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah …” (Al-Hasyr : 7)

Rasululloh telah memerintahakan untuk memelihara jenggot dan melarang mencukurnya.

Sabda Rasululloh :

“Cukurlah kumis dan panjangkanlah jenggot, berbedalah dengan orang-orang majusi.” (riwayat Muslim)

Sabda Rasululloh :

“Sepuluh perkara termasuk fitrah, yaitu : mencukur kumis, memelihara jenggot, mamakai siwak, mamasukkan air ke dalam hidung (ketika berwudhu), memotong kuku, …” (riwayat Muslim)

Memelihara jenggot adalah termasuk fitrah, tidak boleh mencukurnya.

Rasululloh melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita. (Riwayat Al-Bukhari). Mencukur jenggot adalah tindakan menyerupai wanita, terancam laknat dari Allah subhanahu wa ta'alaa.

Sabda Rasululloh :
“Akan tetapi Robbku memerintahkan kepadaku agar memelihara jenggotku dan mencukur kumisku.” (hadits hasan riwayat Ibnu Jarir).

Memelihara jenggot adalah perintah dari Allah dan RasulNya, dan hukumnya adalah wajib karena Rasululloh shollallohu 'alaihi wasallam dan para sahabat senantiasa melakukan demikian, di samping itu tersebut dalam hadits larangan untuk mencukurnya.

Tidak boleh mencukur atau mencabut rambut yang berada di pipi, karena itu termasuk jenggot, sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Qamus.

Secara medis, terbukti bahwa jenggot merupakan pelindung amandel dari stroke matahari, sedang mencukurnya bisa membahayakan kulit.

Jenggot adalah hiasan bagi kaum laki-laki yang diciptakan Allah baginya, agar berbeda dengan kaum wanita. Karenanya, tatkala seorang laki-laki yang telah mencukur jenggotnya masuk menemui isterinya pada malam pengantin, berpalinglah si isteri dan tidak tertarik dengan penampilan yang tidak seperti ketika dilihatnya sebelum itu.

Ada ibu-ibu yang bertanya kepada seorang wanita : mengapa anda memilih seorang suami yang berjenggot? Jawabnya : karena aku kawin dengan seorang pria dan bukan dengan seorang wanita.

Mencukur Jenggot termasuk perbuatan mungkar dan harus dilarang, berdasar sabda Nabi :
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah merubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu juga maka dengan hatinya dan inilah selemah-lemahnya iman.” (riwayaat Muslim).

Penulis bertanya kepada seorang laki-laki yang mencukur jenggotnya : “Apakah anda mencintai Rasululloh r? Jawabnya : Ya, amat mencintainya. Maka kata penulis kepadanya : “Rasululloh telah bersabda :”peliharalah jenggot…” dan orang yang mencintai Rasululloh apakah akan mematuhinya atau menyalahinya?” jawab : “mematuhinya.” Dia pun berjanji akan memelihara jenggotnya.

Apabila ditentang oleh isteri anda dalam memelihara jenggot, maka katakanlah kepadanya : “aku adalah seorang muslim, takut kalau mendurhakai Allah.” Dan berikan kepadanya suatu hadiah serta sebutkan kepadanya sabda Nabi shollallohu 'alaihi wasallam :

“Tidak boleh taat kepada seorang makhluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq.” (hadits shohih riwayat Imam Ahmad).

—————
Dikutip dari buku ” Bimbingan Islam Untuk Pribadi & Masyarakat ” karya Syaikh Jamil Zainu



Wasiat Nabi dalam Pendidikan Anak

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Aku berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari. Beliau berkata kepadaku, “Wahai anak, sesungguhnya aku akan ajari engkau beberapa kalimat:

1. اِحْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ،
“Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu”
Yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjauhi larangan-larangan-Nya, Allah akan menjaga dunia dan akhiratmu.

2. اِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدُهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu”
Jagalah batasan-batasan dan hak-hak Allah. Engkau akan mendapati Allah memberikan taufiq kepadamu serta membantumu.

3. إِذَا سَأَلْتَ فَسْأَلِ اللَّهَ ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta bantuan, minta bantuanlah kepada Allah”.
Maksudnya, jika engkau meminta bantuan dalam perkara dunia maupun akhirat, maka mintalah kepada Allah. Lebih-lebih dalam perkara yang tidak dimampui melainkan hanya oleh Allah saja, seperti menyembuhkan orang sakit, meminta rizki, maka ini adalah perkara yang khusus bagi Allah saja.
(Baca Selengkapnya)

Umar radliallohu 'anhu Pembedah Persia


Rencana penyerangan pasukan Persia sampai kepada Amirul Mu'minin Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu di kota Madinah. Segera beliau memerintahkan kaum muslimin untuk berkumpul di masjid. Beliau naik mimbar dan berkata: “Sesungguhnya hari ini adalah penentu bagi hari esok. Aku akan memberikan sebuah instruksi kepada kalian, maka dengarlah dan penuhilah! Jangan kalian saling berselisih sehingga kekuatan kalian menjadi sirna! Aku berkeinginan keras untuk maju bersama tentara-tentara yang berada di depanku hingga sampai di suatu tempat antara kota Basrah dan Kufah. Lantas aku akan himbau kaum muslimin untuk berangkat sebagai satuan tempur, hingga Allah memberi kemenangan kepada kita.”


Setelah mendengar gagasan-gagasan dari beberapa pemuka kaum muslimin, Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu memutuskan untuk mendahului menyerbu wilayah Persia, dan mengangkat seorang dari pasukan yang berada di Iraq sebagai panglima perang. Beliau berkata: “Demi Allah, aku akan mengangkat seorang panglima perang yang akan menjadi ujung tombak di saat bertemu musuh esok hari.” Mereka bertanya: “Siapakah dia wahai Amirul Mukminin?” Umar menjawab: “An-Nu’man bin Muqarrin”. “Dia memang pantas untuk hal itu,” sahut mereka. ( Baca Selengkapnya )

10 Januari 2011

Tarik Jilbab Mahasiswanya, Profesor ditahan

Seorang profesor yang anti-Islam dari St Xavier's College di Ranchi, India telah ditahan. Penahanan dilakukan setelah komunitas Muslim melakukan advokasi atas kasus yang menimpa Neha Parveen, mahasiswanya.

Parveen menyatakan, kejadian bermula saat ia bergabung dengan ratusan mahasiswa lainnya memprotes kenaikan biaya kuliah akhir pekan lalu. Tiba-tiba sang profesor yang diidentifikasi sebagai Father Imframe Bage ini menarik jilbab Parveen hingga terlepas.

Bage, dalam pembelaan dirinya mengaku tengah mencoba untuk menenangkan para siswa. Jilbab Parveen ditariknya karena ia ingin memastikan identitas para mahasiswa pendemo.

Anggota komunitas Muslim berdemonstrasi di tempat yang berbeda di Ranchi, memblokir jalan, dan menyerang toko-toko. Para pengunjuk rasa juga membakar ban bekas di dua tempat. Polisi terpaksa membubarkan para demonstran dengan tongkat mereka. Demonstrasi mereda setelah Bage dinyatakan ditahan.
-- REPUBLIKA.CO.ID, RANCHI--

07 Januari 2011

Keutamaan Ali bin Abi Tholib rodliallohu 'anhu


Keutamaan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu banyak sekali. Diantaranya pada waktu perang Khaibar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bendera ini sungguh akan saya berikan kepada seseorang yang Allah memberikan kemenangan melalui dia, dia mencintai Allah dan RasulNya, dan dia dicintai Allah dan RasulNya.” Maka pada malam harinya, para sahabat ribut membicarakan siapa di antara mereka yang akan mendapat kehormatan membawa bendera tersebut.
Dan keesokan harinya para sahabat datang menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, masing-masing berharap diserahi bendera. Namun beliau bersabda, “Mana Ali bin Abi Thalib?” Mereka menjawab, “Matanya sakit, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah menyuruh untuk menjemputnya dan Ali pun datang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyemburkan ludahnya kepada kedua mata Ali dan mendoakannya. Dan Ali pun sembuh seakan-akan tidak pernah terkena penyakit. Lalu beliau memberikan bendera kepadanya. Ali berkata, “Ya Rasulullah, aku memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita.” Beliau menjawab, “Majulah dengan tenang sampai kamu tiba di tempat mereka, kemudian ajaklah mereka masuk Islam dan sampaikan kepada mereka hak-hak Allah yang wajib mereka tunaikan. Demi Allah, sekiranya Allah memberikan hidayah kepada seorang manusia melalui dirimu, sungguh lebih baik bagimu dari pada unta-unta merah.” (HR. Muslim, no. 2406).

Jiwa juang Ali sangat melekat di dalam qalbunya, sehingga ketika Rasulullah ingin berangkat pada perang Tabuk dan memerintah Ali agar menjaga Madinah, Ali merasa keberatan sehingga mengatakan, “Apakah engkau meninggalkan aku bersama kaum perempuan dan anak-anak?”
Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam justru menunjukkan kedudukan Ali yang sangat tinggi seraya bersabda, “Apakah engkau tidak ridha kalau kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun 'alaihissalam di sisi Musa 'alaihissalam, hanya saja tidak ada kenabian sesudahku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Beliau juga adalah salah satu dari sepuluh orang yang telah mendapat “busyra biljannah” (berita gembira sebagai penghuni surga), sebagaimana dinyatakan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan kepada Ali radhiyallahu ‘anhu, “bahwa tidak ada yang mencintainya kecuali seorang Mukmin dan tidak ada yang membencinya, kecuali orang munafik.” (HR. Muslim)

( Baca Selengkapnya )

Muslim di AS Tiada Henti Menerima Teror


Teror yang diterima Muslim di AS seakan tiada henti. Kepolisian Seattle melayangkan tuduhan ‘tindak kejahatan bermotif kebencian’ (hate crime) terhadap seorang warga setempat karena tindakannya terhadap seorang pramuniaga Muslim. Di sebuah supermarket lokal, menurut keterangan kepolisian, pelaku mengancam korban yang seorang wanita bahwa ia akan membunuh korban jika tak pergi dari Amerika.
‘’Ini Amerika, mengapa kamu di sini,’’ ujar pelaku dengan kata kasar, seperti dikutip situs abna.ir, Kamis (6/1). Korban mengenakan penutup muka Muslimah dan memiliki nama Timur Tengah. Tak puas sampai di situ, pelaku mengatakan akan ‘menangkap’ korban saat korban pulang.

“Kami berterima kasih kepada Kepolisian Seattle karena menganggap ini sebagai tindakan kriminal serius yang bermotifkan kebencian,’’ ungkap Direktur Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) negara bagian Washington, Arsalan Bukhari.

Polisi menjerat pelaku dengan pasal kejahatan bermotif kebencian (hate crime). Dalam laporannya, Kepolisian Seattle mencantumkan ‘motif bias: anti-Islam’.
Bukhari mengatakan pihaknya akan melaporkan kepada FBI setempat dan meminta lembaga ini untuk menyelidiki apakah kasus ini bisa dibawa ke tingkat federal.

Bulan lalu, CAIR meminta dilakukannya penyelidikan hate crime atas sebuah peristiwa pelecehan terhadap seorang wanita Muslim di Oregon. Pada Oktober, CAIR menemukan insiden dimana dua orang wanita Muslim keturunan Somalia diserang secara verbal dan fisik di sebuah pom bensin di Tukwila, Washington. Seorang di antaranya diteriaki ‘teroris’ dan ‘pengebom bunuh diri’. Mereka juga diteriaki agar pulang ke negara asal.

Di Idaho, CAIR meminta aparat penegak hukum lokal dan federal untuk melayangkan tuduhan hate crime terhadap seorang pria yang mengancam seorang wanita Muslim di sebuah supermarket Walmart. Di Ohio Desember lalu, seorang wanita Muslim diserang di luar masjid. CAIR telah meminta FBI untuk menyelidiki motif bias di balik insiden ini. Sementara di Michigan, masjid, Islamic center, dan organisasi Muslim kerap menerima email berisikan kebencian. Email yang sama juga diterima sebuah masjid di Ohio.

05 Januari 2011

Tolak Gaya Hidup Barat, Wanita Inggris Jadi Mualaf

Jumlah mualaf di Inggris terus bertambah. Hingga tahun 2010, tercatat sebanyak 100 ribu Muslim baru di negeri ini. Angka ini meningkat dua kali lipat dari satu dasawarsa lalu.

Dari segi gender, kebanyakan mualaf adalah perempuan kulit putih usia 20-30 tahunan. Berdasar data Faith Matters, sebuah organisasi nirlaba bidang multi-keyakinan, tahun lalu tercatat sebanyak 3.466 atau dua pertiga dari jumlah keseluruhan mualaf (5.200 orang) perempuan kulit putih Inggris yang menjadi mualaf. "Mereka umumnya mengaku muak dengan imoralitas dan konsumerisme Inggris," demikian tulis mereka.

Berdasar angka ini, organisasi itu menyebut tengah terjadi gelombang "Islamifikasi" di Inggris. Survei mengungkapkan, hampir dua pertiga mualaf adalah perempuan, lebih dari 70 persen adalah kulit putih dan usia rata-rata pada saat konversi iman adalah 27 tahun. Namun, selain mengaku muak dengan imoralitas dan konsumerisme, beberapa beralasan bahwa Islam lebih kompatibel bagi Inggris.

"Konversi menjadi Muslim bukan tentang tekad untuk merusak cara hidup Barat. Ini hanya sekelompok orang normal yang bersatu dalam kepatuhan mereka untuk agama yang mereka, dan untuk sebagian besar dari mereka melihat Islam sebagai kompatibel dengan kehidupan Inggris," tulis mereka.

Laporan ini menyebut sekitar 5.200 pria dan wanita telah mengadopsi Islam selama 12 bulan terakhir, termasuk 1.400 di London. Hampir dua pertiga adalah perempuan.

Laporan juga mengatakan jumlah mualaf yang memutuskan untuk berpindah agama menjadi Muslim karena tertarik ide ekstrimisme "sangat kecil jumlahnya'. Fiyaz Mughal, direktur Faith Matters menyatakan, konversi ke Islam telah distigma oleh media dengan mengaitkan pada ideologi ekstremis dan praktek budaya diskriminatif. "Padahal kondisinya tidak demikian," ujarnya.

Survei yang dilakukan oleh Kevin Brice dari Universitas Swansea, menyebut budaya Inggris tengah bergerak ke aspek negatif. "Mereka diidentifikasi sebagai penyuka alkohol dan mabuk-mabukan, kurangnya moralitas, dan permisif dalam soal seks serta memiliki konsumerisme yang tidak terkendali," ujarnya.

Sembilan dari sepuluh mualaf wanita mengatakan mereka mengubah gaya berpakaiannya setelah menjadi Muslim "menjadi lebih konservatif". Lebih dari setengahnya mulai mengenakan jilbab dan bahkan 5 persen telah memakai burka. Lebih dari setengah juga mengatakan mereka mengalami kesulitan setelah menjadi mualaf karena sikap negatif di antara keluarga mereka. Tahun lalu Lauren Booth, saudara ipar mantan perdana menteri Tony Blair, menarik perhatian yang luas ketika ia mengumumkan bahwa ia telah masuk Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--

02 Januari 2011

Sukina Douglas Pilih Tukar Rambut Gimbal dengan Jilbab

"Islam merendahkan perempuan? Anda baca lagi literaturnya dengan benar," ujar Sukina Douglas. Mendengar penyair muda Inggris ini bertutur tentang Islam, orang tak akan menyangka dia belum lima tahun menjadi Muslim. Sebelumnya, ia selalu menggeleng ditanya agama. "Sebelum saya menemukan Islam, pandangan saya tegas tetap pada Afrika. Agama saya Afrika. Saya dibesarkan sebagai seorang Rastafarian dan memiliki rambut gimbal panjang: satu setengah pirang dan setengah lainnya hitam," ujarnya.


Kemudian, pada tahun 2005, mantan pacarnya kembali dari perjalanan ke Afrika dan mengumumkan bahwa ia akan masuk Islam. Saat itu dia sangat marah dan mengatakan bahwa dia telah 'kehilangan akar Afrika'-nya. "Mengapa ia mencoba untuk menjadi orang Arab? Setiap kali saya melihat seorang wanita Muslim di jalan saya berpikir, mengapa mereka harus ditutp-tutup seperti itu? Bukankah mereka panas?" ujarnya mengisahkan. Namun diam-diam, ia melahap buku-buku keislaman. "Ketika saya mulai membaca otobiografi Malcolm X di universitas, sesuatu terbuka dalam diri saya. Suatu hari saya berkata kepada seorang sahabat, Muneera, 'Aku jatuh cinta dengan Islam. "Dia tertawa dan berkata," Jadilah tenang, tak usah terburu-buru!"

Selain kisah Malcolm X, ada satu yang menarik perhatiannya. "Saya selalu bersemangat tentang hak-hak perempuan; tidak ada cerita saya memasuki agama yang berusaha untuk merendahkan perempuan. Jadi, ketika saya membaca sebuah bukuyang ditulis seorang feminis Maroko, terurailah semua pendapat negatif saya tentang Islam, bahwa agama ini tidak menindas perempuan." Ia belum memutuskan untuk menjadi Muslim, ketika ia coba-coba berpenampilan seperti Muslimah. Ia mencoba mengenakan rok model Gypsy, dan bertudung kepala juga ala Gypsy. "Tapi aku tidak merasa lusuh, aku merasa cantik. Aku sadar, aku bukan komoditas seksual bagi pria untuk nafsu birahi mereka, tiba-tiba saya betul-betul jatuh hati pada agama ini."

Ia pun bersyahadat. Tak mudah bagi Sukina setelah itu, karena tiga minggu setelah menjadi Muslim, bom meledak di London. "Saya tidak pernah mengalami rasisme di London sebelumnya, tetapi dalam minggu-minggu setelah bom, orang-orang akan melemparkan telur pada saya dan berkata, 'Kembalilah kepada negara Anda sendiri'. Mana negara saya? Negara saya ya Inggris," ujarnya. Setelah menjadi Muslim, ia menemukan "masa depan"-nya. Saat sang pacar memutuskan menjadi Muslim, mereka berpisah. Ketika ia menjadi Muslim, Sukina mencoba membuka hati lagi bagi sang mantan. "Kini dia menjadi suami saya," ujarnya tersenyum. "Sebelum saya menemukan Islam, saya adalah seorang pemberontak tanpa alasan, tapi sekarang saya punya tujuan hidup: saya bisa mengidentifikasi kekurangan saya dan bekerja untuk menjadi orang yang lebih baik. Bagi saya, menjadi seorang Muslim berarti memberikan kontribusi pada masyarakat, tidak peduli di mana Anda berada dan dari mana Anda berasal."
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--

25 Desember 2010

Imam Hanafi, Ulama yang Berani Menolak Tawaran Penguasa


Imam Abu Hanifah atau Imam Hanafi dikenal sebagai seorang alim dalam ilmu fikih di Iraq. Beliau seorang imam Mazhab yang besar dalam dunia Islam. Di antara empat mazhab yang terkenal, hanya ia yang bukan orang Arab, yaitu dari Persia. Lahir di sebuah kota bernama Kufah pada tahun 80 Hijrah, bertepatan dengan 699 Masehi. Ketika itu pemerintahan Islam di tangan Abdul Malik bin Marwan, dari keturunan Bani Umayyah. Kepandaiannya tidak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai seorang yang mengerti betul tentang ilmu fikih, ilmu tauhid, dan juga ilmu hadis. Beliau juga pandai dalam ilmu sastera dan hikmah.

Dalam kesehariannya, ia dikenal sebagai seorang yang bertakwa dan saleh. Seluruh waktunya lebih banyak diisi dengan amal ibadah. Jika berdoa, matanya bercucuran air mata demi mengharapkan keridaan Allah Subhanahu wa ta'alaa. Dia adalah seorang yang kokoh dan kuat jiwanya, selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan beribadat dan berakhlak karimah. Setiap harinya, disamping sangat rajin menunaikan kewajiban, beliau pun jarang tidur dengan pulas meski malam hari. Tiap-tiap malam yang akhir, beliau selalu shalat lail dan membaca Al-Qur'an sampai khatam. Imam Syaqiq al Balkhi berkata: "Imam Abu Hanifah adalah seorang yang terhindar jauh dari perbuatan yang dilarang oleh agama; ia sepandai-pandai orang tentang ilmu agama dan seorang yang banyak ibadahnya kepada Allah; amat berhati-hati tentang hukum-hukum agama."
Imam Ibrahim bin Ikrimah berkata: "Di masa hidupku, belum pernah aku melihat seorang alim yang amat benci kemewahan hidup dan yang lebih banyak ibadahnya kepada Allah dan yang lebih pandai tentang urusan agama, selain Imam Abu Hanifah."

Ujian Berat

Imam Abu Hanifah terkenal berani dalam menegakan kebenaran yang telah diyakini. Berani dalam pengertian yang sebenarnya, berani yang berdasarkan bimbingan wahyu Ilahi. Beliau tak bagitu cinta terhadap kemewahan hidup, maka dari itu tak sedikit pun hatinya khawatir menderita sengsara. Karena menurutnya, sunnatulah masih berlaku bagi manusia, yaitu bahwa orang yang cinta kemewahan hidup di dunia biasanya menjadi panakut, tidak berani menegakan kebenaran yang diridai Allah.

Beliau adalah seorang yang apabila melihat kemungkaran atau maksiat, dengan seketika itu juga berusaha memusnahkannya. Sifat kelunakan segera lenyap dari hatinya, dan merah kedua matanya, kemudian bertindak keras terhadap kejahatan atau kemungkaran yang diketahuinya. Beliau berani menolak kedudukan yang diberikan oleh kepala negara; berani menolak pangkat yang ditawarkan oleh pihak penguasa waktu itu dan tidak sagggup menerima hadiah dari pemerintah berupa apapun juga. Hingga karenanya beliau ditangkap dan ditahan dalam penjara, dipukul, didera, dan dianiaya di penjara sampai menyebabkan kematiannya. Yang demikian itu karena beliau seorang pemberani dalam menegakan kebenaran yang diyakininya.

Suatu hari Gubernur Iraq Yazid bin Amr menawarkan jabatan Qadli kepada Imam Hanafi, tetapi beliau menolaknya. Tentu saja sang Gubernur tersingggung dan kurang senang. Perasaan kurang senang itu menumbuhkan rasa curiga. Oleh sebab itu, segala gerak-gerik Imam Hanafi diamat-amati. Kemudian pada suatu hari beliau diberi ancaman hukum cambuk atau penjara manakala masih jua menolak tawaran itu. Sewaktu mendengar ancaman tersebut, Imam Hanafi menjawab: "Demi Allah, aku tidak akan menduduki jabatan yang itu, sekalipun aku sampai dibunuh karenanya."
Akibat penolakan tersebut, Imam hanafi dimasukkan penjara dan dicambuk sebanyak 110 kali. Sekalipun demikian beliau tetap bersikeras pada pendirian semula.

Ketika keluar penjara, tampak di wajahnya bengkak-bengkak bekas cambukan. Hukuman cambuk itu memang semacam hukuman yang hina. Gubernur sengaja hendak menghinakan diri beliau yang sebenarnya mulia itu. Hukuman itu oleh Imam Hanafi disambut dengan penuh kesabaran serta dengan suara bersemangat beliau berkata: "Hukuman dunia dengan cemeti masih lebih baik dan lebih ringan bagiku tinimbang cemeti di akherat nanti."

Padahal beliau sudah berusia agak lanjut, kurang lebih 50 tahun. Imam Abu Hanifah di usia itu sempat menyaksikan peralihan kekuasaan negara, dari tangan bani Umayyah ke tangan bani Abbasiyyah. Sebagai kepala negara pertama adalah Abu Abbas as Saffah. Sesudah itu digantikan oleh Abu Ja'far al Manshur, saudara muda dari Khalifah sendiri. Pada masa pemerintahan Abu Ja'far, Imam Abu Hanifah mendapat panggilan ke Bagdad. Sesampai di istana, beliau ditunjuk dan diangkat menjadi hakim (qadhi) kerajaan di Baghdad. Waktu itu Abu Ja’far bersumpah bahwa Imam Hanafi harus menerima jabatan itu. Tawaran jabatan setinggi itu beliau tolak dan bersumpah tidak akan sanggup mengerjakannya.

Di tengah pertemuan ada seorang yang pernah menjadi santrinya dan sekarang menjadi pegawai kerajaan, tiba-tiba memberanikan diri berkata kepada beliau: "Apakah guru akan tetap menolak kehendak Baginda, padahal Baginda telah bersumpah akan memberikan kedudukan tinggi kepada guru?" Imam Hanafi dengan tegas menjawab: "Amirul mu'minin lebih kuat membayar kifarat sumpahnya dari pada saya membayar kifarat sumpah saya."
Oleh karena tetap menolak pengakatan itu, maka sebagai ganjarannya Imam Abu Haniafah ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara Baghdad. Suatu hari ia dipanggil menghadap istana. Abu Ja’far berkata: "Adakah engkau telah suka dalam keadaan seperti ini?"
Jawabnya tenang, "Semoga Allah memperbaiki Amirul Mu'minin! Wahai Amirul Mu'minin takutlah engkau kepada Allah, dan janganlah engkau bersekutu dalam kepercayaan engkau dengan orang yang tidak takut kepada Allah! Demi Allah, saya bukanlah orang yang bisa dipercaya di waktu tenang. Maka bagaimana mungkin saya menjadi orang yang bisa dipercaya di waktu marah? Sungguh saya tidak sepatutnya diberi jabatan yang sedemikian itu!"

Baginda berkata: "Kamu berdusta, karena kamu patut memegang jabatan itu!"
"Ya Amirul Mu'minin! Sesungguhnya baginda telah menetapkan sendiri (bahwa saya seorang pendusta). Jika saya benar, saya telah menyatakan bahwa saya tidak patut menjabat itu, dan jika saya berdusta, maka bagaimana Baginda akan mengangkat seorang hakim yang berdusta? Di samping itu, saya ini adalah seorang hamba yang dipandang rendah oleh bangsa Arab, dan mereka tidak akan rela diadili oleh seorang golongan hamba (maula) seperti saya ini."
Amirul mu'minin merasa tak mampu lagi membujuk dan melunakan ketegaran pendirian sang Imam. Maka ia bermaksud memangggil ibunda Imam Abu Hanifah yang waktu itu hidup pada usia sepuh. Sang Ibu diperintahkan agar berkenan membujuk anaknya agar menerima jabatan tersebut. Tetapi segala macam bujukan dan daya upaya sang Ibu selalu ditolak dengan halus dan keterangan yang sopan.

Pada suatu hari sang Ibu berkata, "Wahai Nu'man! Anakku yang kucintai! Buang dan lemparkan jauh-jauh pengetahuan yang telah engkau punyai ini, kecuali penjara, pukulan cambuk dan kalung rantai besi (akan menyiksamu) !"
Perkataan yang sedemikian itu, hanya dijawab oleh beliau dengan lemah lembut dan senyuman manis: "O... ibu! Jika saya menghendaki akan kemewahan hidup di dunia ini, tentu saya tidak dipukuli dan tidak dipenjarakan. Tetapi saya menghendaki akan keridaan Allah Subhanahu wa ta'alaa semata-mata, dan memelihara ilmu pengetahuan yang telah saya dapati. Saya tidak akan memalingkan pengetahuan yang selama ini saya pelihara kepada kebinasaan yang dimurkai Allah. [Masruli Abidin/aql/hidayatullah.com]

Muslim Inggris Kampanye Poster "Kejahatan Natal"


Kelompok Islam Inggris telah meluncurkan kampanye nasional berupa poster mencela Natal dan menyebutnya sebagai kejahatan. Pihak penyelenggara berencana untuk memasang ribuan plakat dan poster di sekitar Inggris yang mengklaim musim libur Natal bertanggung jawab atas perkosaan, kehamilan remaja, aborsi, pergaulan bebas, kejahatan dan pedofilia.

Mereka berharap kampanye ini akan membantu 'menghancurkan Natal' di negeri Inggris dan mengakibatkan warga Inggris masuk Islam sebagai gantinya. Anggota parlemen dari partai Buruh dan juga anti rasis Jim Fitzpatrick mengecam poster-poster tersebut yang ia anggap 'sangat menyinggung' dan menuntut poster-poster itu segera dirobek.

Poster/spanduk, telah muncul di beberapa bagian kota London, poster ditampilkan dengan warna yang meriah dengan gambar Bintang Betlehem di atas pohon Natal. Tetapi di bawah spanduk diumumkan 'kejahatan Natal' dengan fitur sebuah pesan lagu yang mengejek 12 Hari Natal. Bunyinya: "Pada hari pertama Natal, kekasihku memberiku sebuah STD (penyakit seksual menular). Pada hari kedua hutang, pada hari ketiga perkosaan, keempat kehamilan remaja dan kemudian aborsi. "

Menurut poster, Natal juga untuk bertanggung jawab atas kesyirikan (paganisme), kekerasan dalam rumah tangga, tunawisma, kekerasan umum (vandalisme), alkohol dan obat-obatan. Pelanggaran lain dari Natal, adalah dengan menyatakan, serta mengklaim Tuhan memiliki anak. Bagian bawah poster tersebut menyatakan: "Dalam Islam kita dilindungi dari semua kejahatan. Kami menikah, memiliki keluarga, kehormatan, martabat, keamanan, hak untuk pria, wanita dan anak-anak. "

Penyelenggara kampanye adalah Abu Rumaysah (27 tahun), yang pernah menyerukan Hukum Syari'ah di Inggris pada konferensi pers yang diadakan oleh pengkhotbah Anjem Choudary pemimpin kelompok Islam4UK. Abu Rumaysah mengatakan kepada Daily Mail bahwa dirinya tidak peduli aksinya tersebut menyinggung umat Kristen. Dia berkata: "Natal adalah dusta dan sebagai muslim adalah tugas kami untuk menyerang perayaan itu."
"Tapi serangan utama kami adalah pada buah (dampak dan akibat) dari Natal, hal-hal seperti penyalahgunaan alkohol dan pergaulan bebas yang meningkat selama Natal dan semua kejahatan lainnya yang menyebabkan aborsi, kekerasan domestik dan kejahatan.

"Kami berharap bahwa kampanye ini akan membuat orang menyadari bahwa Islam adalah satu-satunya cara untuk menghindari kejahatan dari Natal dan mau masuk Islam."
Abu Rumaysah, mengatakan kampanyenya tidak terkait dengan kelompok manapun, menegaskan bahwa poster-poster akan disiapkan di kota-kota di seluruh negeri, termasuk London, Birmingham dan Cardiff. Poster-poster yang dipasang tampaknya dicetak secara profesional.

24 Desember 2010

Masjid di Eropa dan AS yang Semula Gereja


Sampai tahun 1453, Hagia Sophia ( bahasa Arab: آيا صوفيا , (bahasa Turki: Aya Sofya; bahasa Yunani: Aγια Σοφία, "Kebijaksanaan Suci"), Sancta Sophia dalam bahasa Latin atau Aya Sofya dalam bahasa Turki) adalah sebuah gereja ini sering jatuh bangun dihantam gempa, meski bangunannya dibuat berbentuk kubah. Pada 7 Mei 558, di masa Kaisar Justinianus, kubah setelah timur runtuh terkena gempa. Pada 26 Oktober 986, pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (958-1025, kembali terkena gempa).

Akhirnya renovasi besar-besaran dilakukan agar tak terkena gempa di awal abad ke-14. Keistimewaan bangunan ini terletak pada bentuk kubahnya yang besar dan tinggi. Ukuran tenghnya 30 m. Tinggi dan fundamennya 54 m. Interiornya dihiasi mosaik dan fresko, tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni, dan dindingnya dihiasi ukiran.

Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari Selasa 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia. Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk salat Jumat.

Berbagai modifikasi terhadap bangunan segera dilakukan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan mesjid. Pada masa Mehmed II (1444-1446 dan 1451-1481) dibuat menara di selatan. Selim II (1566-1574) membangun 2 menara dan mengubah bagian bangunan bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.

Lantas selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai mesjid. Patung, salib, dan lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat.

Di abad ke-21 ini, seiring meningkatnya jumlah Muslim di Eropa dan Amerika akibat dari arus Urbanisasi, angka kelahiran muslim dan bertambahnya jumlah mu’alaf di negara-negara tersebut serta meningkatnya kebutuhan akan sarana Ibadah Muslim, hal ini telah menimbulkan fenomena baru dengan berubah fungsinya Gereja-gereja menjadi Masjid dan tempat ibadah dari agama lain. Berikut ini beberapa cuplikan artikel yang berhasil kami himpun akan fenomena ini. Kaum muslimin di Belanda berusaha keras untuk mewujudkan Masjid an-Nashr di kota Routerdam dalam penampilan barunya setelah diumumkan adanya sebuah proyek besar untuk renovasi bangunan yang asalnya adalah sebuah gereja yang berhasil dibeli oleh minoritas muslim dari pengurus gereja.

Panitia pembaharuan masjid berkeinginan untuk menjadikan masjid tersebut sebagai masjid terbesar di benua Eropa, serta ingin menambahkan bangunan-bangunan lain untuk penyempurnaan fungsi masjid sebagai lembaga sosial dan kebudayaan di samping fungsinya sebagai tempat peribadatan. Ali at-Tasyi, Direktur Yayasan Masjid an-Nashr menjelaskan bahwa masjid akan mengalami pembaharuan dalam penampilan dan pelebarannya setelah beberapa pihak tertentu pada tahun-tahun terakhir ini menutup sebagian lokasi masjid karena rapuh dan hampir runtuh.At-Tasyi menambahkan: “25 tahun yang lalu kami mampu membeli bangunan tersebut seharga setengah juta Euro, dan bangunan masjid ini dulunya adalah sebuah gereja, lalu kaum muslimin membelinya pada tahun 1982.”

( Baca Selengkapnya )

23 Desember 2010

Teror pada Muslim AS

-Menjadi seorang muslim di negara yang mayoritas non-muslim memang butuh keteguhan hati. Paling tidak tatkala tekanan dari berbagai penjuru datang, seorang muslim dapat berdiri tegak menghadapi. Kondisi demikianlah yang menimpa seorang ayah di New Jersey. Namanya Muhammad Kahlil. Saat ini ia tengah berjuang di pengadilan agama setempat untuk mendapat hak untuk mengasuh anak semata wayangnya. Namun apa daya, hukum setempat berbicara lain. Pengajuannya ditolak. Ia tidak diperkenankan alias dilarang mengasuh anak laki-lakinya hanya karena dirinya seorang muslim.

Kahlil mengatakan, dengan mengutip pengacaranya, bahwa dirinya secara terbuka tidak akan mendapatkan kembali hak asuh anaknya. Kahlil sudah tidak bertemu dengan anaknya yang berumur enam tahun sejak anaknya itu dibawa ibunya dari rumah dan tinggal bersama orang tua angkat tanpa alasan yang tidak diketahui, karena alasan privasi hukum.

Kahlil sudah tidak menetap di tempat tersebut dan telah berpisah dengan ibu dari anak tersebut. Kahlil mengatakan kepada pengacaranya bahwa ia ingin kasusnya ditutup sehingga tidak terpublikasi. Akhirnya, Kahlil mengatakan bahwa ia hanya ingin anak laki-laki kecilnya itu kembali. "Saya hanya ingin anak saya. Saya ingin anak saya," ujarnya berulang-ulang kali yang memecahkan telinga. "Saya berpikir, saya telah mendapatkan semua alasan untuk mendapatkan anak saya kembali, dengan memberikannya mainan, bermain bersamanya," tuturnya lagi.


Kahlil mengaku telah bekerja sama dengan pengacara lain sebelumnya, tapi dalam perkembangan kasusnya tidak pernah ada saksi. Departemen Anak dan Keluarga mengatakan telah "menyadari kejadian (kasus) yang dituduhkan tersebut " dan "mencari solusi dari tuduhan tersebut."

Staf Departemen mengatakan, pembicaraan tekait kasus Kahlil masih terus berlangsung dengan Lembaga Hubungan Islam-AS (Council on American Islamic Relations), yang akan membantu Kahlil dalam mendapatkan haknya. Sementara dalam konferensi persnya, Selasa (21/12) kemarin, Muhammaed Khalil mengatakan kepada Divisi Remaja dan Pelayanan Keluarga Pekerja bahwa dirinya menerima serangkaian penghinaan saat saat berada di Restoran Paterson yang ramai pengunjung.

Kahlil, pemegang kartu hijau dari Mesir itu, mengatakan seroang pengacara menanyakan kepadanya "dimana pisau kamu? Kamu akan menggorok leher saya" dan dia juga menanyakan "dimana bom yang kau simpan di dalam tubuhmu?" Perempuan muslim lainnya, Sandy Dahmra, yang bersama Kahlil di restauran, dengan menduga-gua mengatakan, "pulang sana ke kampung halaman mu." Baik Kahlil dan Dahmra, mereka juga menerima perkataan langsung, termasuk seorang "teroris," "pengikut atau pencinta Bin Laden" dan "Kenapa kamu tidak menghubungi Tuhanmu." REPUBLIKA.CO.ID, PATERSON, N.J.-

22 Desember 2010

Rekomendasi Blog tentang Pemurtadan dan Pemusliman


Blog ini secara khusus berisi tentang apologi islami dan comparative religion untuk menanggapi maraknya gerakan pemurtadan dan kristenisasi yang dilancarkan oleh para misionaris melalui buku-buku dan brosur yang menghujat Islam.

Blog ini hadir didasari dengan keyakinan bahwa segala kemungkaran harus dicegah dan dilawan dengan segenap kemampuan, yang dalam terminologi Islam dikenal dengan nahi mungkar sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِْيمَانِ

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah merubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisan. Jika tidak maka rubahlah dengan hati, tapi yang demikian itu adalah selemah-lemah iman” (HR. Muslim).

Dalam kacamata Alkitab, nahi mungkar ini sesuai dengan amanat Yesus:
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia” (Lukas 17:3).

Semoga blog ini bermanfaat.

A. Ahmad Hizbullah MAG

Mewaspadai Pemurtadan via Pendangkalan Aqidah


Ketika Orde Baru jaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya kristenisasi besar-besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku “Fakta dan Data” tentang kristenisasi di Indonesia oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak misionaris zending telah bekerja keras siang-malam untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.

Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan kristenisasi bergerilya dengan kedok “dakwah ukhuwwah” dan “shirathal mustaqim” secara gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos.

Mereka telah mengeluarkan beberapa buku diantaranya:
1. Upacara Jama`ah Haji
2. Ayat-ayat yang menyelamatkan
3. Isa `alaihis salam dalam pandangan Islam
4. Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
5. Membina kerukunan umat beragama
6. Rahasia jalan ke surga
7. Siapakah yang bernama Allah itu?

( Baca Selengkapnya )

Tina Styliandou: Dulu Aku Diajari untuk Membenci Islam

Saya lahir di Athena, Yunani, dari orang tua penganut Kristen Ortodok Yunani. Keluarga ayah saya tinggal di Istanbul, Turki, hampir di seluruh hidup mereka. Ayah pun lahir dan besar di sana. Mereka keluarga sejahtera, berpendidikan baik dan seperti sebagian besar Kristen Ortodok yang tinggal di negara Islam, mereka sangat berpegang teguh dengan ajaran agama. Tiba masa ketika pemerintah Turki memutuskan menendang mayoritas keturunan Yunani keluar dari negara itu dan menyita kekayaan, rumah serta bisnis mereka. Kondisi itu memaksa keluarga ayah saya kembali ke Yunani dengan tangan kosong. Ini yang dilakukan Muslim Turki dan itu yang mengesahkan, menurut mereka, untuk membenci Islam. Keluarga Ibu saya tinggal di sebuah pulau Yunani di perbatasan antara Yunani dan Turki. Selama serangan Turki berlangsung, Turki menguasai pulau tersebut, membakar rumah-rumah. Demi keselamatan, penduduk pulau pun melarikan diri di daratan utama Yunani. Lebih banyak alasan lagi untuk membenci Muslim Turki.

Yunani, lebih dari 400 tahun dikuasai Turki. Akhirnya kami, kaum muda Yunani diajarkan untuk meyakini bahwa setiap kejahatan yang dilakukan terhadap Yunani, adalah tanggung jawab Islam. Jadi, selama beratus tahun kami diajari, dalam buku-buku sejarah dan agama, untuk membenci dan mengolok-olok agama Islam. Dalam buku kami, Islam bukanlah sebuah agama dan Rasul Muhammad saw. bukanlah nabi. Ia hanyalah seorang pemimpin dan politisi sangat cerdas yang mengumpulkan aturan dan hukum dari kitab Yahudi dan Kristen. Lalu ia menambahi dengan ide-idenya sendiri dan menguasai dunia. Di sekolah, kami bahkan diajari untuk mengolok-olok dia, istrinya serta sahabat-sahabatnya. Semua 'karikatur' dan lelucon kasar terhadapnya--yang dipublikasikan di banyak media saat ini--adalah bagian dari pelajaran kelas dan ujian kami!.

Alhamdulillah, Allah melindungi hati saya dan kebencian terhadap Islam tak pernah memasuki kalbu. Bantuan terbesar bagi saya mungkin dari dua orang tua yang bukanlah sosok relegius. Mereka jarang mempraktekkan ritual keagamaan dan hanya datang ke gereja saat ada pernikahan dan pemakaman. Alasan yang membuat ayah saya menarik diri dari agamanya ialah korupsi yang ia saksikan dilakukan para pendeta setiap hari. Bagaimana mungkin orang-orang ini berkotbah tentang Tuhan dan kebaikan tapi pada saat bersamaan mencuri dari dana gereja, membeli vila dan memiliki mobil Mercedes serta menyebarkan gagasan homoseksual di kalangan mereka sendiri? Apakah ini perwakilan yang benar dari agama yang akan memandu kami, mengoreksi kami dan mendekatkan kami kepada Tuhan. Ayah saya muak dengan mereka dan itulah yang membuat ia menjadi atheis. Gereja-gereja pun mulai kehilangan jemaat, paling tidak di negara saya, karena aksi para pendeta.

Tak Puas dengan Keyakinan Awal

Sebagai remaja, saya mencintai buku dan membaca banyak. Saya sendiri tidak pernah benar-benar puas dengan Kristen yang saya peluk. Saya mempercayai Tuhan, rasa takut dan cinta kepadanya, namun yang lain sungguh membingungkan saya. Saya mulau mencari namun saya tak pernah mencari dan memelajari Islam. Mungkin karena latar belakang pendidikan saya bertentangan dengan ajaran ini.

Namun alhamdulillah, Ia mengasihi jiwa saya dan memandu saya kepada cahaya. Ia mengirimkan ke hidup saya seorang suami, lelaki Muslim yang menumbuhkan cinta ke dalam hati saya. Kami saat itu menikah tanpa memedulikan perbedaan agama. Suami saya selalu bersedia menjawab pertanyaan apa pun yang terkait agamanya, tanpa merendahkan keyakinan saya--bagaimanapun salahnya mereka. Ia tak pernah menekan atau bahkan meminta saya untuk berpindah agama.

Setelah tiga tahun menikah, memiliki kesempatan mengenal Islam lebih jauh dan membaca Al Qur'an langsung, dan juga buku-buku agama lain, saya pun meyakini tak ada sesuatu yang bersifat trinitas. Muslim meyakini hanya Satu Tuhan yang tak bisa disandingkan dengan apa pun. Tidak memiliki anak, pasangan dan tidak ada sesuatu di muka bumi yang berhak disembah selain Dia. Tidak ada satupun yang berbagi keesaannya dengan-Nya dan juga sifat-sifat-Nya.

Menjadi Muslim

Saya pun memeluk Islam. Namun saya menyembunyikan agama baru dari orang tua, teman-teman selama bertahun-tahun. Kami tinggal bersama di Yunani tanpa pernah meninggalkan ajaran Islam dan sungguh luar biasa sulit, hampir mustahil. Di kampung halaman saya tidak ada masjid, tidak ada akses ke studi Islam, tidak ada orang berdoa atau berpuasa, atau seseorang mengenakan jilbab.

Ada beberapa imigran Muslim yang datang ke Yunani untuk masa depan keuangan lebih cerah. Mereka membiarkan kehidupan Barat menarik dan mengorupsi mereka. Hasilnya, mereka tak mengikuti ajaran agama dan mereka sepenuhnya tersesat. Suami dan saya harus shalat dan berpuasa mengikut kalender. Tidak ada Adzhan dan tidak ada komunitas Islam untuk mendukung kami. Kami merasa setiah hari mengalami kemunduran. Keyakinan kami melemah dan gelombang menyeret kami.

Ketika putri kami lahir, kami memutuskan--demi menyelamatkan jiwa kami dan putri kami--bermigrasi ke negara Islam. Kami tidak ingin membesarkan dia dalam lingkungan Barat yang bebas di mana ia harus berjuang keras menjaga identitas dan mungkin berakhir tersesat. Terimakasih Tuhan, ia telah memandu kami dan membawa kami kesempatan untuk bermigrasi ke negara Islam, di mana kami mendengar kalimat-kalimat merdu Adhzan. Kami pun dapat meningkatkan pengetahuan dan cinta kami pada-Nya serta pada Rasul Muhammad. saw.

REPUBLIKA.CO.ID,

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Reading Islam

21 Desember 2010

Timur Leng, Sang Penakluk Dunia Yang Setia Mengabdi Pada Allah


Kurang lebih 550 tahun silam, adalah seorang lelaki yang berusaha menjadikan dirinya sebagi penguasa dunia, tulis sejarawan terkemuka Inggris Harorld Lamb dalam bukunya, Tamerlane Sang Pengguncang dunia. Segala sesuatu yang diusahakan selalu berhasil, sehingga orang menyebutnya sebagai “Tamerlane” sang penakluk dunia.

Ia dilahirkan pada 8 April 1336 M/25 Sya’ban 736 H di kota Hijau. Ia adalah anak Taragai, kepala suku Barlas di Uzbekistan, Asia tengah sekarang. Taragai, sang ayah kabarnya masih keturunan Karachar Noyan, kerabat Jagatai, anak Jengis Khan. Tapi Timur Leng, sering disebut sebagai keturunan Jengis Khan. Belakangan ia masuk Islam dan berpaham Syiah. Ada yang bilang ia menganut tarekat Naqsyabandiyah.

Di masa kecil ia tidak punya apa-apa, kecuali seekor lembu. Tapi yang istimewa, bersama ayahandanya ia biasa menghabiskan waktunya bersama-sama orang suci. Ayahandanyalah yang mengajarkan Islam kepada anaknya ini. Suatu hari ayahandanya berkata, “Dunia ini tidak lebih baik ketimbang sebuah Jambangan bunga emas yang penuh berisi Kalajengking dan Naga.” Itulah pandangan hidup ayahandanya tentang dunia, yang terpatri kuat dalam sanubari Timur Leng.

Thalhah bin Ubaidillah: Tetangga Rasulullah di Surga


Beliau adalah seorang sahabat Nabi shollallohu 'alaihi wasallam yang berasal dari suku Quraisy. Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said rodliallohu 'anhu.

Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah disebutkan bahwa Thalhah termasuk orang bijak, ulama kaum Quraisy dan termasuk salah satu di antara delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Beliau masuk Islam di tangan Abu Bakar ash-Shiddiq rodliallohu 'anhu. Karenanya beliau dan Abu Bakar dijuluki Al-Qarinain (dua sahabat akrab).

Bersama dengan Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam, ia ikut dalam Perang Uhud, Perang Hunain, dan Perang Tabuk. Dalam Perang Uhud, Rasulullah menggelarinya Thalhah Al-Khair (orang baik). Sementara dalam Perang Hunain, Beliau menggelarinya Thalhah Al-Jud (orang yang dermawan). Sedangkan dalam Perang Tabuk digelari dengan Thalhah Al-Fayyadh dan Ash-Shubaih Al-Mulaih Al-Fushaih.

Dalam Perang Uhud, ia menderita luka parah yang luar biasa. Dia menggunakan dirinya menjadi perisai bagi Nabi Muhammad dan mengalihkan panah yang akan menancap diri Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam dengan tangannya sehingga semua jari-jarinya terputus. Kemudian ia menggendong Beliau dan membawanya naik ke puncak bukit. Beliau tergolong sahabat yang kaya raya dan gemar berderma.

Tentang Thalhah rodliallohu 'anhu, Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda,"Thalhah dan Zubair, keduanya adalah tetanggaku di surga" (Hadits Riwayat At-Tirmidzi). Beliau juga mengatakan, "Siapa yang ingin melihat seorang syahid berjalan di muka bumi, hendaklah ia melihat Thalhah ibn Ubaidillah" (HR At-Tirmidzi).

20 Desember 2010

Da'wah Nabi Isa 'Alaihissalam


Nabi Isa berdiri di atas sebuah bukit dan beliau mulai melakukan salat. Tetesan-tetesan air mata mulai berlinang dari pipinya dan jatuh ke bumi. Nabi Isa mulai merenung dan menangis. Di sana terdapat bunga yang nyaris mati karena kehausan lalu ketika ia mendapatkan tetesan air mata al-Masih, maka bunga itu mekar kembali dan mendapatkan kehidupan. Tetesan air mata al-Masih menyelamatkannya, sebagaimana beliau akan menyelamatkan manusia dengan dakwahnya. Di malam yang penuh berkah ini pula, dua orang Nabi yang mulia meninggalkan bumi, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Zakaria. Kedua Nabi itu dibunuh oleh penguasa. Sejak kepergian mereka berdua, bumi kehilangan banyak dari kebaikan. Pada malam itu juga, turunlah wahyu kepada Isa bin Maryam. Allah subhanahu wa ta'alaa memutuskan perintah-Nya agar ia memulai dakwahnya.
Nabi Isa menutup lembaran halus dari kehidupannya yaitu lembaran yang penuh dengan tafakur dan ibadah. Beliau memulai perjalanannya yang berat dan penuh tantangan serta penderitaan, beliau mulai berdakwah di jalan Allah subhanahu wata ta'alaa, beliau mulai membangun kerajaan yang tegak berdasarkan kerendahan hati dan cinta. Kerajaan yang penguasanya bertujuan untuk membebaskan dan menyucikan ruh. Kerajaan yang memancarkan sikap rendah diri dan cinta. Nabi Isa ingin menyelamatkan ruhani. Ajaran Nabi Isa berdasarkan keimanan terhadap hari kiamat dan kebangkitan. Nilai-nilai dan pemikiran tersebut tidak ditemukan dalam kehi-dupan orang-orang Yahudi.

Syariat Musa 'alaihissalam menetapkan pemberlakuan hukum qisas, barangsiapa yang memukulmu di pipi sebelah kananmu, maka pukullah pipi sebelah kanannya. Lalu bagaimanakah orang-orang Yahudi menerapkan hukum qisas tersebut? Jika yang dipukul mampu untuk menghancurkan rumah orang yang memukul, maka ia tidak perlu merasa puas hanya sekadar memukul pipi sebelah kanannya, namun jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia memukul pipi sebelah kanannya. Namun boleh jadi hatinya dipenuhi dengan dendam karena ia tidak dapat menghancurkan rumahnya.

Jadi, kebencian adalah pelabuhan tempat bersinggahnya syariat Musa. Meskipun beliau adalah seorang Nabi yang merupakan cermin cinta Ilahi yang besar namun syariatnya kini berada di bawah kekuasaan hati-hati yang mati, yaitu hati-hati yang penuh dengan dendam dan kebencian. Lalu, apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap semua ini? Allah subhanahu wa ta'alaa telah mengutusnya dan memperkuat Taurat yang dibawa oleh Musa sebagaimana Allah subhanahu wa ta'alaa menurunkannya kepada Musa. Jadi, seorang nabi tidak menghancurkan tugas nabi sebelumnya. Para nabi bagaikan satu mata rantai yang tujuannya adalah satu, yaitu menciptakan kesucian dan mempertahankan kebenaran serta mengesakan Allah Subhanahu wa ta'alaa.

( Baca Selengkapnya )