Situs ini dibangun sebagai sarana ber 'amar ma'ruf nahi munkar, dalam menegakkan syariat Allah Subhanahu Wa ta'ala yang sempurna di muka bumi, syari'at yang telah disampaikan dan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam
20 Desember 2010
Da'wah Nabi Isa 'Alaihissalam
Nabi Isa berdiri di atas sebuah bukit dan beliau mulai melakukan salat. Tetesan-tetesan air mata mulai berlinang dari pipinya dan jatuh ke bumi. Nabi Isa mulai merenung dan menangis. Di sana terdapat bunga yang nyaris mati karena kehausan lalu ketika ia mendapatkan tetesan air mata al-Masih, maka bunga itu mekar kembali dan mendapatkan kehidupan. Tetesan air mata al-Masih menyelamatkannya, sebagaimana beliau akan menyelamatkan manusia dengan dakwahnya. Di malam yang penuh berkah ini pula, dua orang Nabi yang mulia meninggalkan bumi, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Zakaria. Kedua Nabi itu dibunuh oleh penguasa. Sejak kepergian mereka berdua, bumi kehilangan banyak dari kebaikan. Pada malam itu juga, turunlah wahyu kepada Isa bin Maryam. Allah subhanahu wa ta'alaa memutuskan perintah-Nya agar ia memulai dakwahnya.
Nabi Isa menutup lembaran halus dari kehidupannya yaitu lembaran yang penuh dengan tafakur dan ibadah. Beliau memulai perjalanannya yang berat dan penuh tantangan serta penderitaan, beliau mulai berdakwah di jalan Allah subhanahu wata ta'alaa, beliau mulai membangun kerajaan yang tegak berdasarkan kerendahan hati dan cinta. Kerajaan yang penguasanya bertujuan untuk membebaskan dan menyucikan ruh. Kerajaan yang memancarkan sikap rendah diri dan cinta. Nabi Isa ingin menyelamatkan ruhani. Ajaran Nabi Isa berdasarkan keimanan terhadap hari kiamat dan kebangkitan. Nilai-nilai dan pemikiran tersebut tidak ditemukan dalam kehi-dupan orang-orang Yahudi.
Syariat Musa 'alaihissalam menetapkan pemberlakuan hukum qisas, barangsiapa yang memukulmu di pipi sebelah kananmu, maka pukullah pipi sebelah kanannya. Lalu bagaimanakah orang-orang Yahudi menerapkan hukum qisas tersebut? Jika yang dipukul mampu untuk menghancurkan rumah orang yang memukul, maka ia tidak perlu merasa puas hanya sekadar memukul pipi sebelah kanannya, namun jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia memukul pipi sebelah kanannya. Namun boleh jadi hatinya dipenuhi dengan dendam karena ia tidak dapat menghancurkan rumahnya.
Jadi, kebencian adalah pelabuhan tempat bersinggahnya syariat Musa. Meskipun beliau adalah seorang Nabi yang merupakan cermin cinta Ilahi yang besar namun syariatnya kini berada di bawah kekuasaan hati-hati yang mati, yaitu hati-hati yang penuh dengan dendam dan kebencian. Lalu, apa yang dilakukan Nabi Isa terhadap semua ini? Allah subhanahu wa ta'alaa telah mengutusnya dan memperkuat Taurat yang dibawa oleh Musa sebagaimana Allah subhanahu wa ta'alaa menurunkannya kepada Musa. Jadi, seorang nabi tidak menghancurkan tugas nabi sebelumnya. Para nabi bagaikan satu mata rantai yang tujuannya adalah satu, yaitu menciptakan kesucian dan mempertahankan kebenaran serta mengesakan Allah Subhanahu wa ta'alaa.
( Baca Selengkapnya )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar