12 Agustus 2010

Menghidupkan Sunnah Nabi Shollalohu 'alaihi wasallam

 Dahulu Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam pernah mewasiatkan umatnya agar berpegang dengan kuat pada ajaran (Sunnah) beliau. Namun kini umatnya lebih banyak yang meninggalkan ajaran beliau, meski di sana menanti azab yang keras dari Allah.  Sunnah Nabi, sebuah istilah yang kerap kita mende ngarnya, bahkan sering pula mengucapkannya, karena Sunnah (petunjuk/ajaran Nabi) adalah sesuatu yang menjadi landasan hidup kita sebagai penganut ajaran Islam. Kita semua sepakat untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan Sunnah dan bersepakat pula bahawa yang merendahkannya berarti menghinakan Islam dan ajaran Nabi. 

Namun jika kita perhatikan realitas yang ada, apa yang dilakukan kaum Musli min dalam mengagungkan Sunnah Nabi nampaknya sudah jauh dari yang se mestinya. Bahkan keadaannya sangat parah. Tidak tanggung-tanggung, dian tara mereka ada yang menolak dengan terus-terang Sunnah yang tidak muta watir dan mengatakan hadis ahad bukan hujah (dalil) dalam masalah akidah. Ada pula yang menolak dan mengingkari Sunnah Nabi secara total dengan ha nya mengikuti Al Quran saja. Padahal Al Quran tidak mungkin dipisahkan da ri Sunnah. Al Quran memerintahkan untuk mengambil apa saja yang datang dari Nabi yaitu Sunnahnya.

Bentuk yang lebih parah dari 'sekadar' menolak adalah mengolok-olokkan Sunnah dan orang-orang yang mencoba berjalan di atasnya. Ada pula yang dengan terang-terangan menolak hadis Nabi karena dinilai tidak sesuai dengan akal. Sayangnya sikap-sikap separti ini sering dimi liki oleh orang-orang yang terjun ke kancah dakwah. Padahal lisan mereka juga mengatakan bahawa kita wajib mengagungkan Sunnah. 

Mengagungkan Sunnah adalah perkara yang besar dan bukan sekadar sampingan. Ia memerlukan bukti nyata dan praktik dalam kehidupan. Namun kini keadaan sebaliknya, banyak orang menolaknya.

( Baca Selengkapnya )

Tidak ada komentar: