Situs ini dibangun sebagai sarana ber 'amar ma'ruf nahi munkar, dalam menegakkan syariat Allah Subhanahu Wa ta'ala yang sempurna di muka bumi, syari'at yang telah disampaikan dan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam
26 Agustus 2010
Shiroh 2 Abdullah, Sahabat Utama Nabi
Perang Khandak berkecamuk. Beredar kabar, siapa saja lelaki berusia 15 tahun ke atas berhak ikut berjihad. Mendengar itu seorang pemuda berseri-seri. Usianya saat itu masuk 15 tahun. Ia segera mendaftarkan diri. Itulah idamannya selama ini: berjihad bersama Rasulullah. Keikutsertaannya dalam berbagai medan jihad tak pernah lepas dalam sejarah hidup pemuda itu. Saat perang membuka kota Mekah (Futuh Makkah), ia berusia 20 tahun dan termasuk pemuda yang menonjol di medan perang. Dialah, Abdullah ibn Umar, atau Ibn Umar rodliallohu 'anhuma.
Namanya tak kalah terkenal dibanding ayahandanya, Umar ibn Khattab. Ia lahir di Mekah, 10 tahun sebelum Hijrah atau 612 Masehi. Dalam usia 10 tahun, Abdullah cilik ikut ayahnya berhijrah. Abdullah adalah contoh sahabat Nabi yang amat terpelajar di Madinah, di masa kejayaan Islam. Selain Basrah, Madinah memang tumbuh menjadi pusat pemikiran Islam pasca masa Nabi Shollallohu 'alaihi Wasallam. Kegairahan Abdullah seolah melengkapi kekurangan yang ada di kalangan penuntut ilmu-ilmu Islam, karena ia mendalami segi ajaran Islam yang saat itu kurang memperoleh perhatian serius, yakni tradisi sunnah atau hadis Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam. Menurut para periwayat, Abdullah mendapatkan inspirasi luar biasa karena ia tinggal di Madinah, yakni tumbuhnya kecenderungan mendengarkan, mencatat, dan mengkritisi berbagai hal mengenai Nabi, termasuk anekdot-anekdot yang sepeninggal Nabi banyak diungkapkan penduduk Madinah.
Pada saat Rasullullah bersama shahabatnya hijrah ke Madinah dan menetap di sana, Abdullah bin Rawahah rodliallohu 'anhu paling banyak usaha dan kegiatannya dalam membela Agama dan mengukuhkan sendi-sendinya. Beliaulah yang paling waspada mengawasi sepak terjang dan tipu muslihat Abdullah bin Ubay (pemimpin golongan munafik) yang oleh penduduk Madinah telah dipersiapkan untuk diangkat menjadi raja sebelum Islam hijrah ke sana, dan yang tak putus-putusnya berusaha menjatuhkan Islam dengan tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada. Berkat kesiagaan Abdullah bin Rawahah yang terus-menerus mengikuti gerak-gerik Abdullah bin Ubay dengan cermat, maka gagallah usahanya, dan maksud-maksud jahatnya terhadap Islam dapat di patahkan. Ibnu Rawahah adalah seorang penulis yang tinggal di suatu lingkungan yang langka degan kepandaian tulis baca. Ia juga seorang penyair yang lancar, untaian syair-syairnya meluncur dari lidahnya dengan kuat dan indah didengar.
( Baca Selengkapnya )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar