Seiring dengan cepatnya waktu berlalu, tanpa terasa ramadhan begitu cepatnya berjalan meninggalkan kita. Padahal kita belum maksimal membaca Al-Qur’an, belum maksimal shalat malam, belum maksimal melaksanakan shiyam dan juga belum optimal untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya. Setetes air mata mengalir dari ujung mata, perasaan sedih bergemuruh dalam kalbu, Ya Allah, akankah Ramadhan tahun depan, kami masih dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan? Dahulu para salafusshaleh, air mata mereka meleleh membasahi pipi dan lihyah lantaran Ramadhan pergi meninggalkan mereka.
Terkadang dari lisan mereka terucap sebuah doa, sebagai ungkapan kerinduan akan datangnya ramadhan dan ramadhan : "Ya Allah subhanahu wa ta'alaa, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan. Suasana seperti ini bahkan berlarut hingga muncul ‘keheningan’ yang sangat pada malam hari raya Iedul Fitri. Namun akankah kesedihan itu terus berlarut-larut, sementara ajal kita ditentukan oleh Allah subhanahu wa ta'alaa. Dan haruskan kita bersedih, sedangkan Iedul Fitri merupakan hari raya seluruh kaum muslimin, yang kita dianjurkan untuk bergembira pada hari tersebut? Lantas, amalan apakah yang seharusnya kita laksanakan menjelang maupun pada saat Iedul Fitri.
Idul Fitri adalah hari yang tidak asing bagi kaum muslimin di seluruh penjuru dunia, meskipun disebutkan dengan nama-nama berbeda, seperti Lebaran, hari raya Ramadhan (Filipina), ‘Idul Mubarok, dan sebagainya. Hari yang penuh suka cita, di mana kaum muslimin dibolehkan kembali makan dan minum di siang hari setelah satu bulan penuh berpuasa. Dalam sebuah hadits dijelaskan: Dari Anas bin Malik radliallohu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallamdatang ke Madinah sedangkan mereka (penduduk Madinah) memiliki dua hari untuk bermain dan bergembira ria. Maka Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallambersabda, ‘Ada apakah dengan dua hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami biasa bermain dan bergembira ria pada masa jahiliyah di dua hari tersebut.’ Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallambersabda, ‘Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'alaa telah menggantikan dua hari kalian dengan dua hari yang lebih baik darinya, yaitu Iedul Adha dan Iedul Fitri.’ (HR. Nasa’i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar