13 Februari 2010

Peringatan bagi para Ahli Ilmu



Orang-orang berilmu sebenarnya dipilih Allah. Karena Dialah sumber ilmu: al-‘alim, al-‘allam. Dengan ilmu itu Allah menginginkan pemiliknya menjadi orang-orang yang terangkat derajatnya (Qs. Al-Mujadilah: 11). Namun jika disalahgunakan, ilmu pun menjadi malapetaka. Karena yang lahir adalah “pelacuran” intelektualitas. Dan Bal’am adalah contohnya. Di mana, pada zaman diutusnya Rasulullah saja, kerusakan ilmu dan “pelacuran” intelektual sudah ada. Kejahilan ilmu dan “pelacuran intelektual” seperti Bal’am diibaratkan oleh Allah seperti “anjing”. Kenapa harus anjing? Karena anjing itu bermental penjilat dan pragmatis. Jika dihalau, anjing akan menjulurkan lidahnya, dan jika dibiarkan dia akan tetap menjulurkannya lidahnya. Mental penjilat dan pribadi pragmatis –dalam keilmuan—dimana pun sama. Mereka adalah penjilat dan penjual kebenaran, melacurkan ilmu pengetahuan dan intelektualitas mereka. Bagaimana tidak? Dia sudah mengetahui kebenaran yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Pemahaman terhadap Alkitab (Al-Quran) dia jual ayat itu dengan harga yang sangat murah.

Bukan sedikit, ilmuwan agama (Islam) saat ini menukar ilmu dengan sekeping dollar yang jelas-jelang efeknya untuk menghancurkan Islam. Dia jual ayat Allah subhanahu wa ta’ala, hadits Nabi shollalohu ‘alaihi wasallam. dan pendapat ulama Islam demi interest pribadi, kelompok dan golongan. Bahkan tidak segan-segan memutar-balikkan fakta. Kata Imam ‘Ali karrama Allah wajhah, “Kalimat haqqin yuradu biha bathil”

Al-Quran sangat keras dan mengecam tipe makhluk seperti ini. “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.” [QS. Al-A’raf [7]: 175-176].

( Baca Selengkapnya )

Tidak ada komentar: